BANDUNG. Pegiat sosial Odesa-Indonesia, Budhiana Kartawijaya berpendapat, masalah banjir di Kota Bandung tidak bisa diselesaikan secara parsial dari perkotaan semata. Sebab menurutnya, ada salahsatu sumber penyebabnya yang berasal dari lahan kritis perbukitan di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
“Ada perbukitan yang begitu luas tidak diurus dengan memperhatikan sisi ekologi. Dulu di perbukitan itu banyak banyak pohon tinggi. Kemudian beralih menjadi tanaman sayuran.Erosi terus terjadi. Ironisnya para petani itu bercocok sayur juga bukan karena sayuran memberi kemakmuran, melainkan karena faktor kebiasaan dan kurangnya modal mengembangkan budidaya tanaman jenis lain,” papar Budhiana Senin 27 Pebruari 2017.
Budhiana yang hampir setiap pekan dua kali berkeliling di kampung-kampung Cimenyan itu berani menjamin para petani mengembangkan pertanian lain yang lebih pro-lingkungan. Terbukti melalui gerakan bantuan bibit dan pelatihan yang dilakukan oleh Odesa-Indonesia, saat ini banyak petani yang ingin menanam kopi. Menurut Budhiana, dengan penanaman kopi itu pertanian bisa berjalan baik dan akan mendorong produktivitas kopi nasional. Selain itu, menanam kopi berarti akan menanam pohon tinggi karena tanaman kopi pasti butuh pelindung berupa pepohonan tinggi. Dari situlah manfaat ganda antara ekonomi dan lingkungan bisa terwujud secara berbarengan.
“Petani di Cimenyan paham, kopi memiliki panen lebih lama, yaitu tiga tahun. Namun mereka juga mengerti setelah tiga tahun kemudian akan memiliki penghasilan yang lebih baik karena mereka mendapatkan pengalaman dari petani kopi di daerah lain,” jelasnya meyakinkan.
Menurut penggagas Gerakan Civic-Islam Indonesia ini, petani yang tidak bisa menanam kopi disebabkan karena kebanyakan mengelola tanah milik orang kota. Adapun terkait dengan problem ketidakmampuan modal bibit memang harus dibantu. Sedangkan kebutuhan ilmu pengetahuan didampingi dengan pelatihan budidaya, pasca-panen hingga marketing.
“Kami bisa membuktikan. 60.000 bibit kopi sudah berhasil ditanam sampai bulan Januari tahun 2017. Masih banyak permintaan dari petani,” jelasnya.
Setelah 60.000 bibit kopi tertanam, saat ini di Odesa-Indonesia sedang berusaha mencari tambahan. Perihal kemampuan perluasan penyebaran bibit ini yang membuat Odesa-Indonesia harus menggalang dana tambahan.
“Demi kebaikan bersama, kebaikan petani yang kurang modal bibit, juga demi kebaikan lingkungan hidup, sebaiknya orang-orang kota juga ikut berpartisipasi dalam donasi pertanian yang pro-lingkungan.”-Teguh/test.odesa.id
Komentar ditutup.