5 Manfaat Untuk Mahasiswa Bandung Jika Aktif di Odesa – Setelah mengenal Odesa Indonesia terkait dengan gerakan sosial dan relevansinya dengan mahasiswa, saatnya kita mengenali manfaat-manfaatnya.
Jika kamu sebelumnya belum membaca tentang program Odesa terkait dengan kemahasiswaan, maka kamu bisa membaca tulisan ini terlebih dahulu:
Mengenal Odesa: Panduan Untuk Mahasiswa Bandung
Pengabdian Masyarakat sebagai cara Meningkatkan Kualitas Mahasiswa
Mahasiswa Bandung Saat Kegiatan Diskusi
Rekrutmen Relawan Mahasiswa Mengajar Anak Desa Bandung Utara
Ada 5 Manfaat untuk Mahasiswa Jika Aktif di Odesa
1. Pengalaman dari Praktik di Perdesaan
Tanggungjawab sosial yang lebih luas berpraktik langsung dalam pemberdayaan dengan melayani petani, terutama dalam hal urusan sanitasi, ekologi dan amal sosial. Dengan terlibat di Odesa Indonesia, relawan akan mendapatkan banyak kesempatan yang luas memahami hakikat hidup masyarakat dengan memahami perbedaan kehidupan kota dan desa, memahami perbedaan ragam pekerjaan dan memahami kesenjangan sosial.
Odesa Indonesia secara khusus mendidik kaum muda dengan cara memberikan kesempatan mereka ke dalam kehidupan nyata masyarakat desa disertai bekal cara pandang (paradigma).
Dengan memadukan kecerdasan cara pandang (kognitif) dan kecerdasan merasakan realitas hidup masyarakat desa (kecerdasan emosional), mahasiswa akan cepat mendapatkan pemahaman tentang kehidupan kemasyarakatan dengan rupa-rupa problemnya, sekaligus mengusahakan solusinya. Jika kamu mengenal arti empati dengan ragam manfaatnya, maka kamu akan merasa perlu masuk di Odesa.
Mengapa kita harus turun langsung ke masyarakat?
Dalam mendesain gerakan sosial untuk mahasiswa, Faiz Manshur (Ketua Odesa) membawa spirit dari Sajak W.S. Rendra yang berjudul Sajak Lisong:
Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya, keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan hanya menghayati persoalan yang nyata.
Inilah sajakku Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.
2) Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi melalui praktik diskusi. Banyak mahasiswa yang sebelum aktif di Odesa seringkali gagap bicara karena kurang percaya diri. Rasa percaya diri yang rendah akan berubah setelah beberapa pekan aktif di Odesa. Publik speaking ini menjadi hal yang paling dasar yang selalu diselesaikan di Odesa. Karena Odesa menginginkan peningkatan kapasitas belajar bagi mahasiswa, maka rutinitas diskusi menjadi kewajiban para fasilitator sekolah Samin.
Selain berdiskusi, satu persatu relawan akan selalu mendapatkan giliran untuk melatih diri berbicara, termasuk berbicara dalam siaran video. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, pelatihan publik speaking juga dijalankan. Salahsatu fasilitator yang mengajar public speaking adalah dramawan dan musisi Boy Worang.
3) Meningkatkan kemampuan menulis
Bagi Odesa, mutu intelektual adalah target yang hendak dicapai dalam memberi manfaat kepada masyarakat. Terutama pada mahasiswa, kecermelangan berpikir menjadi prioritas dan salahsatu ukurannya ialah kemampuan menulis. Pembelajaran menulis di Odesa juga terbilang khas karena komplet memadukan unsur keteladanan dari para pengurus yang mayoritas adalah penulis kenamaan di Jawa Barat.
Mentor-mentor penulisnya pun sangat bagus seperti Dr. Hawe Setiawan, Herry Dim, Budhiana Kartawijaya, Enton Supriyatna, Asep Salahudin, Faiz Manshur, Yuliani Liputo, Achmad Baiquni, Mathori A Elwa, dan lain sebagainya.
Selain belajar dengan meneladani para seniornya, aktivis Odesa Indonesia juga dituntut secara praktis untuk menulis laporan kegiatan. Kemudian di luar itu juga diselenggarakan bimbingan menulis jurnalistik.
4) Meningkatkan Kebiasaan Membaca
Odesa Indonesia sangat getol mendorong mahasiswa untuk rutin membaca buku. Sebab urusan intelektualitas tak mungkin melepaskan diri dari kebiasaan membaca. Mustahil pula akan menjadi penulis yang handal jika tidak gemar membaca. Ini adalah problem masyarakat Indonesia yang sangat butuh perhatian.
Memang sekarang era membaca sudah sangat maju karena setiap saat orang bisa membaca melalui ponsel. Tetapi apa yang dibaca? Inilah problemnya. Jika zaman dahulu orang kurang membaca dimaklumi karena kesulitan akses buku, sekarang adanya banyak bacaan melimpah tetap saja yang dibaca hal-hal yang tidak bermutu dan tidak memberi manfaat.
Karena itu, Odesa Indonesia selalu mendorong mahasiswa untuk membaca ragam bacaan yang bermutu. Secara kolektif selalu ada anjuran khusus membaca buku tertentu yang relevan dengan usia kaum muda dan relevan dengan masalah-masalah kebangsaan.
Faiz Manshur pernah membuat lirik lagu untuk mengolok-olok para aktivis yang dinyanyikan Musisi Ferry Curtis dengan lirik: Dia sarjana, jago wacana. Disuruh kerja tak bisa apa-apa. Dia aktivis jagoan demo, disuruh nulis kok plonga-plongo.
Lirik lagu ini bukan dalam rangka mengecam, melainkan sebagai cara positif yang tujuannya untuk mengingatkan kepada para mahasiswa pemegang gelar intelektual agar mahir bekerja dan juga bagi aktivis agar tidak terjebak aktivisme sebab menurut Faiz Manshur setiap aktivis mestinya memiliki gagasan yang tertuliskan.
5) Manfaat Mendapatkan Jejaring Luas
Manfaat lain dari Odesa tentu saja adalah jejaring. Kita tahu, kemajuan dan kemudahan hidup seseorang sangat ditentukan dengan urusan pertemanan. Sadar akan urusan kerjasama adalah urusan mendasar bagi setiap orang, Odesa Indonesia sengaja mendesain hubungan yang kompleks di Organisasinya dengan melibatkan banyak orang dari latarbelakang profesi.
Dari 5 hal di atas, tentu sangat bermanfaat bagi anak-anak muda yang terlibat aktif di Odesa. Selain mendapatkan pertemanan dari lintas kampus, mereka juga mendapatkan kesempatan yang rutin berkawan dengan para senior dari beragam latar-belakang.
Satu hal yang penting diketahui adalah bahwa para pengurus Odesa memiliki semangat pendidikan yang tinggi sehingga memandang mahasiswa bukan sebagai subjek yang dipekerjakan, melainkan subjek yang sedang diberi kesempatan untuk maju.
Karena itulah para pengurus Odesa lebih mengambil sikap sebagai guru atau fasilitator ketimbang sebagai atasan. Watak dari pengurus Odesa tidak elitis dan akrab satu sama lain.
Para pengurusnya sadar bahwa anak-anak muda butuh kesempatan berinteraksi dengan banyak orang yang lebih tua untuk menjadi sahabat dan saling bertukar pemikiran.
Dengan cara yang akrab inilah peluang-peluang mahasiswa di Odesa bisa belajar berelasi dengan para senior sekaligus menyerap pengalaman hidupnya.
Dan dari situ pula para seniornya mendapatkan pengetahuan tentang pola-pikir anak-anak muda dari berbagai daerah. [Aji W. Kusomo]
Penulis: Aji W. Kusumo
Admin: Fadhil Azzam