3 Cara ubah limbah makanan

3 Cara Ubah Limbah Makanan, Dukung Pertanian Berkelanjutan

Kamu pernah merasa bingung dengan banyaknya limbah makanan di rumah? Mungkin saja, setiap hari kita membuang sisa makanan yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan.

Limbah makanan bukan cuma bikin sampah menumpuk, tapi juga merugikan pertanian berkelanjutan. Sayang banget kan?. Bayangin kalau semua sisa makanan yang kamu buang bisa diubah jadi sesuatu yang bermanfaat.

Nggak cuma buat lingkungan, tapi juga buat pertanian di sekitar kita. Dengan sedikit usaha, kita bisa ubah limbah makanan jadi sesuatu yang berguna. Mau tahu caranya?. Yuk, simak 3 cara ubah limbah makanan untuk mendukung pertanian berkelanjutan!

3 Cara Ubah Limbah Makanan untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan

 

1. Buat Kompos dari Sisa Makanan

Kompos dari sisa makanan
Kompos dari Sisa Makanan

Ini salah satu cara paling mudah dan bermanfaat untuk mengelola limbah makanan. Kumpulkan sisa sayur, buah, dan bahan organik lainnya. Kamu bisa buat kompos di halaman rumah atau pakai komposter mini. Kompos ini bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman di kebunmu atau dibagikan ke petani lokal.

Manfaat Kompos dari Sisa Makanan

  • Mengurangi Limbah: Menggunakan sisa makanan untuk membuat kompos mengurangi jumlah limbah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah.
  • Meningkatkan Kesuburan Tanah: Kompos mengandung nutrisi penting dan meningkatkan struktur tanah, membuat tanaman lebih sehat dan produktif.
  • Pertanian Berkelanjutan: Dengan menggunakan kompos, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan tetapi juga membantu mempertahankan kualitas tanah jangka panjang.

Bagimana cara membuatnya?

  1. Pengumpulan Bahan: Mulailah dengan mengumpulkan sisa-sisa makanan organik seperti sisa sayuran, buah-buahan yang sudah matang, sisa kertas daun teh, dan sisa makanan lainnya yang tidak termasuk dalam bahan beracun seperti daging atau produk susu.
  2. Pemotongan dan Pemecahan: Potong atau hancurkan bahan-bahan ini kecil-kecil agar proses dekomposisi berjalan lebih efisien. Semakin kecil ukuran bahan organik yang digunakan, semakin cepat proses pengomposannya.
  3. Penyusunan Lapisan: Susun bahan-bahan organik ini dalam lapisan yang bergantian dengan bahan berkarbon seperti daun kering atau potongan kertas daur ulang. Lapisan karbon membantu menjaga keseimbangan kelembaban dan mempercepat dekomposisi.
  4. Pemeliharaan: Campur dan belah kompos secara teratur untuk memastikan aerasi yang baik. Pastikan juga untuk menjaga kelembaban yang tepat dengan menyiram bahan baku kompos jika perlu.
  5. Penyimpanan dan Pemanenan: Setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan tergantung pada kondisi lingkungan dan bahan yang digunakan, kompos akan siap digunakan. Gunakan kompos ini untuk menyuburkan tanah di kebun, taman, atau berikan kepada petani lokal untuk mendukung pertanian berkelanjutan.

Baca juga: Konsep Pertanian Berkelanjutan yang Mesti Kita Pahami

2. Gunakan Sisa Buah untuk Buat Pupuk Cair

Sisa Buah untuk Buat Pupuk Cair
Sisa Buah untuk Buat Pupuk Cair

Pernah dengar pupuk cair? Kamu bisa buat sendiri dari sisa buah yang sudah nggak layak makan. Caranya mudah, fermentasikan sisa buah dengan gula dan air, tunggu beberapa minggu, dan pupuk cair siap dipakai. Pupuk cair ini bagus banget buat tanaman sayuran dan bunga.

Manfaat Pupuk Cair dari Sisa Buah

  • Pemberian Nutrisi: Pupuk cair mengandung nutrisi yang larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman, membantu tanaman tumbuh lebih sehat dan kuat.
  • Meningkatkan Kesuburan Tanah: Dengan memberikan pupuk cair ini, kita tidak hanya memberi nutrisi langsung kepada tanaman tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah secara keseluruhan.
  • Pengurangan Limbah: Memanfaatkan sisa buah untuk membuat pupuk cair mengurangi jumlah limbah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, mendukung praktik pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan.

Bagimana cara membuatnya?

  1. Pengumpulan Bahan: Mulailah dengan mengumpulkan sisa-sisa buah yang sudah tidak layak konsumsi, seperti kulit pisang, sisa apel, jeruk yang sudah matang, atau jenis buah lainnya. Pastikan buah yang digunakan tidak terkontaminasi bahan kimia atau zat beracun.
  2. Pemotongan dan Persiapan: Potong buah-buahan menjadi potongan kecil agar mempercepat proses fermentasi. Letakkan potongan buah dalam wadah yang bersih dan aman, seperti ember plastik atau tong plastik.
  3. Penambahan Bahan Pendukung: Tambahkan bahan pendukung seperti air bersih dan gula pasir ke dalam wadah dengan perbandingan tertentu. Gula membantu mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kandungan gula alami dalam pupuk.
  4. Fermentasi: Tutup wadah rapat-rapat dan biarkan campuran fermentasi selama beberapa minggu di tempat yang teduh dan hangat. Proses fermentasi akan mengubah bahan organik menjadi larutan kaya nutrisi yang siap digunakan untuk tanaman.
  5. Penyaringan dan Penyimpanan: Setelah proses fermentasi selesai, saring larutan menggunakan kain kasa atau saringan untuk memisahkan residu padat dari larutan cair yang sudah jadi. Larutan pupuk cair yang telah disaring bisa disimpan dalam botol atau ember kedap udara untuk penggunaan selanjutnya.

Baca juga: Odesa Indonesia: Pertanian Berkelanjutan di Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan

3. Jadikan Pakan Ternak

Sisa Makanan untuk pakan ternak. Sumber:https://feedingsandiego.org/connecting-local-farmers-to-food-waste-to-help-feed-animals/

Sisa makanan seperti nasi, roti, dan sayuran bisa jadi pakan ternak. Pastikan sisa makanan yang diberikan masih dalam kondisi baik dan nggak beracun. Ini bisa membantu petani kecil yang punya ternak ayam, kambing, atau sapi. Selain membantu mengurangi limbah, kita juga bantu mendukung perekonomian lokal.

Baca juga: Pertanian Berkelanjutan: Pengertian, Konsep dan Prinsipnya

Penulis: Ni Made Florentina

Admin: Alma Maulida

Keranjang Belanja