Di banyak tempat kita sering menyaksikan pohon kelor tua yang besar dan tinggi. Sebagian orang tua kita menanam untuk sekadar menambah pohon, tidak dirawat secara khusus dan dibiarkan hidup matinya. Sebagian kecil saja yang mengerti kelor memiliki manfaat bagi manusia.
Sekarang ilmu pengetahuan telah membaik. Badan pangan FAO telah lama merekomendasikan kelor sebagai makanan yang perlu dikonsumsi masyarakat secara luas. Semenjak tahun 2014 lalu banyak penelitian membuktikan kelor merupakan tanaman yang hebat dalam hal gizi sehingga layak untuk pengobatan beragam penyakit. Kelor memang bukan obat medis, namun kandungan gizinya mampu memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak akibat kekurangan gizi. Masalah kurang gizi bukan hanya menimpa orang miskin, melainkan bisa menimpa siapa saja karena gizi yang baik adalah soal keseimbangan makan. Bagaimana kita mendapatkan keseimbangan makanan itulah yang menjadi masalah karena ketersediaan dan gaya hidup sering kali berseberangan dengan pemenuhan dasar gizi. Maka, kelor bisa menjadi solusi karena kandungan gizinya yang komplet.
POHON kelor yang tinggi janganlah dibiarkan. Pada foto ini batang bagian bawah terlihat sangat tua. Bagian atas sangat bagus untuk bibit. Dan dari tiga pohon ini saja akan kita dapatkan lebih 100 bibit. Caranya pohon tersebut harus ditebang pada bagian bawah, sisakan setengah meter di atas tanah. Pada batang yang tua tetap saja ditanam walaupun nanti agak lama pertumbuhannya. Tanam kelor memakai bibit stek yang terbaik berukuran 1,20 cm. Masuk ke tanah sekitar 20-30 cm, pada tanah gembur yang kering. Hindari genangan air karena bisa membusukkan batang. Pohon kelor tidak perlu tinggi, cukup ditanam dalam ketinggian 1 meter, dan nanti pada setiap 35 hari atau 75 hari adalah hari terbaik mendapatkan gizi dari daun kelor.
Foto pohon kelor ini diambil oleh seorang wakil Anggota DPRD Kabupaten Magelang yang sedang memanfaatkan pohon-pohon kelor yang tak terurus untuk dijadikan bibit stek di kabupaten Magelang. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB Magelang) bernama Yogyo S Yono itu bergiat menjadi pelopor penanaman kelor di Kabupaten Magelang karena sadar negara bisa bangkrut kalau banyak rakyatnya yang sakit dan anggaran BPJS membengkak. Selain itu ia juga menganjurkan kepada warga magelang agar bertanam kelor utamanya untuk dimakan rutin setiap hari.-test.odesa.id
Komentar ditutup.