Transisi Hijau Penting Dilakukan oleh Petani di Desa

Transisi Hijau Penting Dilakukan Oleh Petani di Desa

Pernah dengar tentang transisi hijau? Transisi hijau ini adalah proses perubahan menuju ekonomi rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Langkah ini dilakukan dengan melibatkan pembuatan kebijakan untuk meminimalisasi penggunaan emisi dan beralih menggunakan energi terbarukan.

Selain itu, dalam upaya transisi hijau ini juga perlu mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga berbagai hal yang dilakukan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu disesuaikan kembali agar dapat menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi emisi yang dihasilkan.

Indonesia dalam Komitmen Transisi Hijau

Indonesia dalam Komitmen Transisi Hijau

Perjalanan awal Indonesia masuk sebagai bagian dari masyarakat global untuk ikut memitigasi perubahan iklim tertuang dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016. Selanjutnya pada bulan November 2022, Indonesia telah resmi bergabung dengan Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP). Kemitraan ini tujuannya adalah untuk mengembangkan rencana investasi dan kebijakan komprehensif sebagai landasan dalam membuat kebijakan strategi untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060.

Meskipun memiliki area hutan yang masih cukup luas, yaitu sekitar 90,9 hektare, tetapi Indonesia menjadi negara urutan kedelepan yang menyumbangkan emisi gas rumah kaca terbesar dengan melepaskan lebih dari 638,8 juta ton CO2 setiap tahunnya. Sehingga memang keputusan untuk bergabung dan berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah tindakan yang harus segera dilakukan.

Target ambisius yang telah ditetapkan adalah mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Sehingga pemerinta harus terus mendorong ivestasi besar untuk membangun infrastruktur energi hijau. Ada banyak sektor yang memang perlu terlibat dalam gerakan transisi hijau ini, bukan hanya pemerintah dalam membuat kebijakan, tetapi sektor lain seperti pertanian, penyediaan listrik, hingga masyarakat juga perlu turut andil.

Namun, mirisnya narasi tentang transisi hijau ini masih terbungkus di balik konsep greenwashing. Istilah ini adalah upaya untuk menampilkan kebijakan seperti perubahan praktik yang lebih ramah lingkungan, tetapi sebenarnya esensi dari apa yang dilakukan masih sama, yaitu eksploitasi dan perampasan sumber daya alam.

Meskipun dalam prosesnya ada begitu banyak tantangan yang harus Indonesia hadapi, tetapi untuk bisa mewujudkan nol emisi tentunya masih ada harapan. Semua pihak yang terlibat perlu bersinergi bersama untuk mencapai target tersebut. Bahkan kita sebagai masyarakat juga bisa melakukan sebisa yang mampu kita lakukan bersama.

Baca juga: Petani Kampung Waas, Tanam Ratusan Pohon Penghijauan

Implementasi Transisi Hijau yang Penuh Tantangan

Implementasi Transisi Hijau yang Penuh Tantangan

Ada berbagai langkah yang dilakukan sebagai bentuk implementasi nyata dari transisi hijau. Implementasi ini mencakup pengembangan energi terbarukan, penggunaan transportasi berkelanjutan, dan ekonomi sirkular. Penggunaan teknologi dan membangun perilaku ramah lingkungan termasuk dalam salah satu langkah transisi hijau.

Pada dasarnya tansisi hijau bertumpu pada solusi rendah karbon yang mendorong keanekaragaman hayati dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan prinsip Odesa Indonesia dalam memberikan edukasi tentang pertanian berkelanjutan kepada para petani di desa. Langkah ini tentunya membantu dalam memberikan kontribusi terhadap langkah ekonomi hijau dan transisi hijau.

Sektor pertanian tentunya menjadi salah satu sektor yang sangat penting dalam membangun ekonomi hijau. Perubahan dalam cara hidup para petani, terutama dalam mengelola atau menyehatkan tanah agar kualitas ekologi meningkat, sehingga apa pun yang ditanam di sana akan tumbuh dengan baik. Termasuk tentu saja pengelolaan pertanian organik dengan memanfaatkan teknik pertanian berkelanjutan.

Odesa Indonesia sendiri juga terus mengajarkan kepada para petani untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dengan pertanian polykultur. Sehingga dengan begitu, ekologi terselamatkan, setiap jenis tanaman yang ditanam juga akan menjaga kesehatan tanah, serta menjadi manfaat yang menguntungkan bagi para petani.

Ketika para petani desa ini mampu mengubah cara hidup dan pengelolaan tanahnya menjadi lebih berkelanjutan maka bukan hanya berkontribusi dalam transisi hijau, tetapi dapat memberikan manfaat besar bagi kehidupan mereka sendiri. Lahan yang dikelola dengan baik akan mampu bersinergi dengan masyarakat yang ada di sekitar untuk memenuhi segala kebutuhan kehidupan mereka.

Dalam prosesnya, Odesa Indonesia selalu mengawasi segala perkembangan pengelolaan tanah agar para petani terus berkembang kemampuannya dalam mengelola lahan secara berkelanjutan. Selain itu, menyediakan berbagai jenis bibit untuk mendukung peningkatan keanekaragaman hayati juga terus dilakukan agar semakin banyak area ekologi yang dapat diselamatkan.

Baca juga: Herry Dim: Penghijauan Harus Melibatkan Petani

Admin: Alma Maulida

Keranjang Belanja