Tentang Sekolah Samin-. Disebut Samin karena kegiatan Yayasan Odesa Indonesia dalam bidang pendidikan biasanya hari sabtu dan minggu. Awal mula kegiatannya dilatarbelakangi memanfaatkan waktu libur kerja para pengurus yang rajin blusukan ke Kawasan Bandung Utara.
Samin juga berarti Sekolah Analisa Manusia Indonesia karena Yayasan Odesa Indonesia juga lekat dengan kegiatan kajian-kajian ilmu sosial transformatif.
Sekolah Samin untuk Anak-anak Petani saat akhir januari 2020 terus bergiat aktif bahkan terus mendorong banyak pihak untuk terlibat dalam praktik Pembelajaran Aktif. Saat ini memiliki relawan untuk pendampingan anak-anak petani; punya tanggungjawab menjadi fasilitator belajar di kampung-kampung perbukitan Kawasan Bandung Utara.
Dimunculkan pendampingan. Tema kegiatannya bahasa Inggris, tapi muatan dalamnya adalah pendidikan karakter. Setiap anak yang paling terbelakang mendapat perhatian khusus; jangan sampai semakin tertinggal.
Sekarang sudah 5 kampung yang menjadi basis kegiatan Odesa Indonesia dan pada tahun 2020 ini memiliki target 2 kali lipat dalam hal melayani permintaan warga di setiap kampung, tergantung jumlah relawannya. Kita himpun mahasiswa yang rela menjadi sukarelawan untuk mengajar; sekedar sedikit honor, transportasi dan service motor selalu diusahakan.
Setiap minggu siang berkumpul dan mendiskusikan persoalan yang dihadapi masing-masing relawan, termasuk yang paling sering muncul adalah “kemalasan anak-anak” akibat orangtuanya kurang mengutamakan pentingnya belajar. Banyak bolos hanya gara-gara ikut acara kawinan yang sebenarnya bisa ditunda jadwal keberangkatannya. Toh belajar hanya 1,5 jam dan tidak saban hari dilakukan.
Memberikan pelayanan pendidikan (juga kesehatan dan ekonomi) adalah perkara mendasar, bukan hanya di Cimenyan Kabupaten Bandung, tapi meliputi ratusan ribu kampung-kampung di Indonesia.
Kalau kita lihat data-data BPS tentang masalah pendidikan akan terlihat bagaimana kualitas SDM Indonesia disebabkan kurang seriusnya masalah pendidikan di tangani hingga ke desa-desa. Bahkan di Cimenyan sebelah utara kota Bandung pun sekolah SMA negeri tidak ada. pemerintah tidak peduli. Kampus-kampus dengan ratusan Doktor seperti di ITB, Unpad, UPI dll juga tidak menjawab problem ini, padahal jaraknya bisa ditempuh 15-30 menit.
Sekarang sudah ada 9 relawan, barangkali bisa efektif menangani 7-8 lokasi dengan sistem kerja rotasi bergiliran.
Saya kira pekerjan semacam ini menarik untuk mahasiswa yang menjelang lulus atau baru lulus.
Kerja terkoordinasi dengan semangat etnografi. Membangun kapasitas relawan yang tangguh agar kuat mendedikasikan diri dalam memihak kaum lemah sekaligus meningkatkan kapasitas diri dalam organisasi, bahkan dengan kerja bersama Odesa Indonesia akan memiliki praktik lapangan kegiatan kewirausahaan dari basis pertanian. Plus, kita latih dalam urusan jurnalistik.[]-Faiz Manshur.
Sekolah Samin Odesa Indonesia: Membangun Karakter Building di Jalan Non-Formal
Komentar ditutup.