Ribuan Bibit Kelor disebarkan Odesa
Aksi tanam pohon Yayasan Odesa Indonesia di Bandung Utara pada awal pekan bulan Maret 2020 berlanjut di Desa Mekarmanik dan Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan. Rabu, 4 Maret 150 bibit tanaman buah dibagikan kembali ke kampung Waas dan Kampung Tareptep Desa Cimenyan Kabupaten Bandung.
Pembagian bibit ini sudah memasuki yang ke 8 kali sejak oktober 2019 dengan jumlah bibit mencapai lebih 2.600 bibit tanaman buah. Sedangkan di Desa Cikadut dari bulan Oktober 2019 hingga awal Maret 2020 pembagian bibit telah mencapai lebih 3.400 bibit tanaman buah.
Setelah membagi bibit tanaman buah sepanjang 3 bulan, pada bulan Maret 2020 Yayasan Odesa Indonesia mengambil konsentrasi pembagian bibit kelor baik untuk petani ladang, tani pekarangan maupun aksi tanam di pinggir jalan.
Tujuan gerakan penyebaran bibit kelor ini supaya masyarakat petani mendapatkan akses sumber gizi secara langsung.
“Sekarang masyarakat di Desa Mekarmanik sudah biasa memasak daun kelor. Beda dengan 3 tahun lalu saat saya mendapat tugas mengembangkan kelor,” Kata Toha Koordinator gerakan Aksi Tanam Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan.
Menurut Toha, masyarakat bisa bergerak mengembangkan tanaman baru tidak cukup dengan pengetahuan, melainkan juga harus disertai pengalaman merasakan manfaatnya. Misalnya ada satu orang yang sakit, dan merasakan manfaatnya setelah mengonsumsi kelor. Dan dari situlah terdapat percakapan antar warga sehingga semakin banyak orang merasakan manfaat.
“Dulu orang tidak tahu manfaat ya menganggap kelor sebagai barang tidak berguna. Sekarang lain ceritanya. Daun kelor saya banyak diambil orang tanpa izin. Makanya sekarang kita bagi-bagikan supaya saat mereka butuh tidak perlu meminta. Cukup memanen langsung dari pekarangan atau ladangnya,” tutur Toha.
Pengalaman di Desa Cikadut juga serupa. Setelah Yayan Hadian dari Grup Pertanian Tanaman Obat Cimenyan aktif menggerakkan petani menanam kelor, para petani kemudian merasakan manfaat dari kebiasaan mengonsumsinya. “Tahun 2017 lalu warga mulai mencoba merasakan manfaat mengonsumsinya. Tahun 2018 hingga 2019 warga mulai sering mencari daun kelor. Dari situlah kemudian kita membibit dalam jumlah banyak supaya warga mendapatkan pohon, “ kata Yayan Hadian.
Kenapa kelor ditanam di pinggir jalan? Menurut Yayan, karena kelor juga bisa menjadi tanaman penghijauan. Ada banyak tanah mangkrak yang dibiarkan sehingga kosong. Dengan menanam kelor, disertai tanaman jenis lain seperti sukun, nangka, sirsak atau mangga, situasi pinggir jalan desa Cikadut semakin terlihat subur.
Menanam untuk Perbaikan Gizi
Program pembagian bibit kelor dan juga bibit tanaman buah ini menurut Ketua Pembina Yayasan Odesa Indonesia sebagai usaha konkret memenuhi hak gizi warga terutama para petani di desa yang mengalami kekurangan sumber pangan bergizi.
“Di Cimenyan ini mayoritas petani menanam sayur. Tetapi polanya monokultur dan orientasinya dijual. Sekalipun petani menanam sayur, tetapi hanya pada musim panen mereka bisa mengonsumsinya. Di luar itu para petani sering membeli sayuran. Kalau kelor yang ditanam, pohonnya permanen. Setiap waktu bisa menghasilkan sayuran secara rutin berkelanjutan,” kata Budhiana yang selama hampir 4 tahun keluar masuk kampung perbukitan menahkodai gerakan lingkungan, kesehatan dan literasi.
Menurut Budhiana, Gizi merupakan hak dasar setiap makhluk hidup. Warga negara juga berhak mendapatkan sumber gizi yang berkelanjutan sepanjang hidupnya. Karena itu, ketersediaan pangan bergizi harus didesain supaya masyarakat petani mampu mengakses sumber gizi tanpa harus membeli. Buah-buahan misalnya, harganya sangat mahal kalau sudah masuk pasar. Kalau petani membeli buah itu jelas tidak realistis karena petani adalah produsen dan masih memungkinkan untuk menanam.
“Arah gerakan kita akan menanam lalu makan. Selebihnya baru berpikir dijual. Dengan cara pembagian bibit yang beraneka ragam ini terbukti para petani terutama anak-anaknya lebih mudah mendapatkan gizi dari buah Nangka, Sukun, Sirsak, Matoa, Jambu, Jeruk, Manggis, Durian, Daun Kelor dan lain sebagainya,”. Odesa.id
Komentar ditutup.