Bantuan tepat sasaran menjadi kunci penting dibicarakan karena jika keliru bisa menyebabkan persoalan.
Saya tinggal di Pinggiran kota sejak 5 tahun silam. Saya mulai mengenal orang-orang bukan hanya karena berada di pinggir secara geografis, melainkan kehidupannya yang terpinggirkan.
Ini malam idul fitri. Seperti 4 tahun sebelumnya. Kami selalu memanfaatkannya sebagai malam solidaritas; melanjutkan kegiatan amal sepanjang bulan puasa, dan melanjutkannya lagi kemudian selagi ada yang bisa dilakukan.
Menyalurkan bantuan masuk ke rumah-rumah orang miskin adalah langkah terbaik. Bukan menyalurkan bantuan di pinggir jalan sehingga justru mengundang orang menjadi peminta-minta jalanan. Berikan bantuan kepada mereka yang benar-benar sengsara. Dan orang sengsara tinggalnya di rumah mereka karena tiada mampu menghambur ke jalanan di kota.
Malam ini, ada 6 relawan yang berkeliling ke desa-desa. Jumlahnya hanya 6, bukan karena kami tak punya banyak relawan. Selagi mengerahkan relawan berapa puluh sekalipun mampu. Namun persoalannya adalah jumlah bantuan yang memang tidak banyak sehingga cukup dipegang 6 orang selama 5 hari terakhir.
Kami menemukan ratusan, tercatat 860 keluarga fakir miskin yang kehidupannya sangat memelas. Kita usaha sekuat mungkin menggali sumber bantuan sebagai solidaritas sosial. Kemampuannya sampai malam ini baru 490 orang, itupun dengan porsi bagian beras rata-rata hanya 5 kg, bukan 10 kg.
Kami melakukan itu karena kesadaran, bahwa inilah cara terbaik memanusiakan manusia. Mereka lansia, fakir miskin, tak punya daya kerja dan terhubung dengan keluarga yang miskin pula. Jadilah kegiatan amal ini penting. Adapun pada mereka yang bukan lansia tentu usaha memajukan mereka dengan program pendampingan seperi pembibitan tanaman, tani pekarangan dan kegiatan literasi.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah bersama Odesa. Kami pastikan semua donasi tepat sasaran tanpa pengurangan untuk relawan sekalipun. Semua pengurus bersolidaritas saling membantu, dan mengawal kebersamaan derma untuk kemajuan.
Salahsatu hal penting dari kegiatan sosial melayani kaum miskin marjinal adalah, bahwa kita bisa lebih mudah bersyukur. Banyak orang megap-megap karena kesulitan hidupnya. Banyak orang untuk sekadar makan pun belum tentu memiliki pilihan. Sementara kita sering berlebihan urusan makanan, bahkan rewel urusan gaya dan selera.
Memang tidak ada bahaya kelaparan, tetapi kekurangan ekonomi dan hanya berkonsentrasi pada urusan makanan bisa menyebabkan ketimpangan pemenuhan hajat hidup yang lain. Itulah mengapa indeks kebahagiaan kita rendah.
Selamat Idul Fitri. Mohon Maaf lahir batin.Semoga semuanya sehat dan bahagia.
Faiz Manshur
Ketua Yayasan Odesa Indonesia.
Bantuan tepat sasaran menjadi kunci penting dibicarakan karena jika keliru bisa menyebabkan persoalan.
Amal Sosial Odesa menemukan banyak penduduk desa sulit bertahan hidup di pandemi, mayoritas adalah petani, tukang ojek, dan buruh bangunan dengan penghasilan harian.
Seperti misalnya, ada petani yang semula bisa mendapat 1,2 juta/bulan, sekarang menurun jadi 600 ribu. Padahal bukan hanya perutnya yang harus dikenyangkan dari pendapatan itu, tapi juga perut keluarganya.
Itu sebabnya Yayasan Amal Sosial Odesa mengajakmu membantu para pengangguran di desa untuk bangkit dari keterpurukan. Bukan dengan langsung memberi yang sudah jadi, tapi memberikan modal untuk wirausaha bertani. Mari Bantu Pengangguran Bertahan Hidup
Pandemi Covid-19 menyulitkan kehidupan orang-orang kecil. Kebutuhan pangan menjadi penting bagi fakir-miskin, terutama orang-orang lanjut usia. Selain itu juga berdampak pada urusan sekolah. Banyak anak-anak miskin semakin sulit sekolah karena orangtuanya terkena problem ekonomi.
Di Kawasan Bandung Utara, tempatnya Yayasan Odesa Indonesia aktif selama 5 tahun melakukan pendampingan kegiatan literasi, sanitasi dan ekologi, ada kebutuhan yang mendesak yang harus diperhatikan kebutuhan sembakonya, terutama berasnya pada tiga kelompok sebagai berikut: Sedekah Sembako untuk Fakir Miskin
Ratusan keluarga pra-sejahtera di Cimenyan Kabupaten Bandung terus mengembangkan kegiatan ini karena dirasakan manfaat. Disusul kemudian para pemuda di Garut yang sejak desember 2020 lalu memulai kegiatan kini telah merasakan manfaat besarnya.
Tani Pekarangan adalah solusi yang praktis. Hanya kemalasan yang menghambat usaha produktif ini. Jika kita melakukan pendampingan, banyak orang minat dengan kegiatan ini. Kita maksimalkan gerakan sederhana tepat sasaran ini agar terus berkembang.
Yayasan Odesa Indonesia memiliki program pekerjaan yang bisa dilakukan oleh keluarga di rumah, termasuk oleh pemuda bahkan ibu rumah tangga. Program itu namanya Tani Pekarangan. Dengan polybag dan benih serta memanfaatkan tanah dan pupuk, setiap pelaku akan mendapatkan pekerjaan dan hasil panen dalam waktu satu hingga dua bulan. Mari Berzakat Berzakat Mengatasi Pengangguran
Komentar ditutup.