BELAJAR kepada orang-orang di pedesaan itu mengasyikan. Menyerap ilmu bisa sambil tertawa segar atau merenungkan arah pembicaraan mereka. Meski hidup dalam kegetiran, tapi bisa tetap bercanda dan berpikir kritis. “Dulu saya punya tiga ekor sapi. Lalu sapi itu dijual untuk modal usaha di bidang sayuran. Tapi sudah bertahun-tahun bertani dan panen, hasilnya tidak pernah mampu […]
Kisah Arjuna Desa dan Sembilan Bidadari. Sebuah cerita dari kisah nyata. Oleh Enton Supriyatna Sind. Wartawan dan Pegiat Odesa-Indonesia. SUATU pagi di perbukitan yang sejuk, saya menemukan pemandangan tidak biasa. Pada hari-hari sebelumnya, yang membersihkan ladang dari rerumputan liar itu hanya dua orang: Mang Sujang (sebut saja demikian) bersama istrinya. Tapi kali ini ada perempuan
Situasi di Kawasan Bandung Utara (KBU). Dari puluhan tahun lalu pemerintah dan semua pihak selalu bicara penanganan banjir perlu koordinasi. Tentu koordinasi antara Pemprov Jabar, Kab Bandung, Kota Bandung, dan kini Kab Bandung Barat. Selalu bicaranya pendekatan komprehensif, tapi sekarang pun masih bicara koordinasi itu. Kerusakan lahan makin luas. Gubernur, bupati dan walikota itu menjabat
Ibnu Abdillah (11 tahun), Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Yayasan Atikan Sunda Jl. PHH Mustapa Kota Bandung. Lelah dalam gerimis di trotoar pinggir jalan Bojongkoneng Cikutra. Menurut penuturannya, setiap hari Ibnu memungut botol-botol plastik dalam karungnya. Saat ditemui Odesa.id Jumat (14/10/2016) Ibnu bercerita kalau hari ini tidak mendapatkan banyak botol karena hujan. “Saya capek. Mau
Yayasan Odesa Indonesia adalah lembaga sosial-budaya yang mengusung visi kemanusiaan dan ekologi. Menjalankan misi filantropi melalui praktik literasi untuk meningkatkan mutu karakter manusia, memperbaiki kerusakan lingkungan, memperkuat pangan dan memperbaiki sanitasi.
