6 Manfaat Pepaya untuk Pembangunan Berkelanjutan

6 Manfaat Pepaya untuk Pembangunan Berkelanjutan

6 manfaat pepaya
6 manfaat pepaya untuk pembangunan berkelanjutan

Memanfaatkan pepaya untuk tujuan perbaikan gizi, merawat ekologi dan meningkatan ekonomi adalah strategi yang diterapkan oleh Yayasan Odesa Indonesia.

Dengan menetapkan prinsip kerja seperti ini, satu tindakan menghasilkan tiga dampak baik, bahkan menghasilkan berganda-ganda pada bidang lain.

Menggerakkan petani menanam Pepaya! Ini merupakan langkah yang dilakukan oleh Odesa Indonesia di Kawasan Bandung Utara untuk tercapainya pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goal (SDGs).

Mengapa pepaya? Ia merupakan salahsatu (bukan satu-satunya) tanaman yang penting dikembangkan. Kalau soal gizi kita bisa mendapatkan pilihan jenis tanaman lain.

Soal erosi pepaya juga memiliki sedikit kelemahan karena usia hidupnya kalah jauh di banding kelor, sukun, mangga, sirsak, nangka dll.

Lalu, alasan apa yang membuat Odesa mengkonsentrasikan pepaya sebagai tanaman terbanyak didesakkan ke masyarakat -sebanding dengan mendesakkan pentingnya menanam kelor (moringa oleifera)?

1. Tanaman Pepaya tergolong mudah dibibitkan.

Membibit pepaya untuk persiapan tanam butuh waktu 4 minggu.

Benih-benih (biji pepaya pilihan dari kemasan yang dibeli di toko online) ditanam dengan memanfaatkan media tanam polybag ukuran 10×15 cm.

Dengan pendampingan terarah, pembibitan ini memiliki keberhasilan rata-rata 90% dari jumlah benih yang ditanam.

Karena itu pada setiap program selalu dibuat skema 110-115% agar penghitungan hasil akhir tercapai 100%.

6 manfaat pepaya
6 manfaat pepaya

Pupuk dari media tanam pembibitan tidak susah karena hanya membutuhkan feses ayam, feses kambing, feses domba, atau feses sapi. Para petani hanya perlu diberikan penyuluhan satukali saat mengawali praktik pertamanya.

Selanjutnya pendampingan pada perawatan juga tidak sulit karena cukup dengan menempatkan bibit pada ruang udara yang longgar dan cahaya matahari terpenuhi minimal 4 jam setiap hari.

Kebutuhan air dalam pembibitan relatif tidak punya masalah -sekalipun dilakukan di musim kemarau-karena setiap pembibit sudah disyaratkan adanya pasokan air.

Pembibitan yang dilakukan petani Odesa bisa dijalankan di musim kemarau dengan target bibit tersebut akan ditanam di ladang yang juga siap pasokan airnya tanpa harus mengandalkan air hujan.

2. Tanaman Pepaya mudah berkembang di ladang atau pekarangan.

Setelah benih menjadi bibit, para petani mendapatkan jatah untuk ditanam di ladang atau pekarangan rumah mereka.

Bibit ditanam di lubang tanah berdiameter 30x 40 cm yang telah dilubangi satu atau dua minggu sebelumnya.

Bibit tanaman dimasukkan ke dalam lubang tanah, kemudian diurug dengan setengah tanah dan setengah pupuk.

Anjuran menanam dilakukan pada saat musim hujan atau jika menanam di musim kemarau harus dipastikan adanya air untuk menyiram minimal dua hari sekali.

Yayasan Odesa Indonesia sendiri sering menggerakkan petani menanam pepaya dimulai bulan November hingga bulan april di mana musim hujan lebih stabil.

3. Buah pepaya mudah dikonsumsi.

Buah pepaya mudah dimanfaatkan karena tanpa diajari sekalipun warga akan langsung memakannya.

Telah kami buktikan bahwa pepaya ini menjadi makanan favorit para petani saat mereka di ladang.

Mereka yang tak terbiasa, atau sangat jarang sekali mendapatkan sumber gizi dari buah sekarang mendapatkannya secara mudah.

Para petani lebih merasakan kebugaran fisik karena -selain kita berikan edukasi minum air yang cukup- juga makan pepaya. “makan buah di ladang saat cuaca panas siang hari itu nikmat,” kata para petani.

Puluhan tahun mereka jarang makan pepaya. Kalaupun makan hanya sesekali itupun saat mendapatkan buah matang berupa pepaya lokal.

6 manfaat pepaya
6 manfaat pepaya

Dengan menanam pepaya berjumlah antara 10 hingga 20 pohon, sumber gizi keluarga mereka otomatis membaik.

Nyaris tak ada yang menolak pepaya. Sekali ada barangnya di depan mata, mereka pun akan makan beramai-ramai.

Sumber gizi pepaya ini sangat besar peranannya dalam memajukan kualitas gizi masyarakat terutama keluarga miskin yang tak mampu membeli pepaya.

Rata-rata harga pepaya per-Kg adalah 10.000, maka setiap satu pepaya yang rata-rata berbobot 1,5kg tersebut bisa didapat tanpa mengeluarkan uang. Inilah cara terbaik memajukan warga miskin yang terbelakang.

Buah Pepaya muda dan daun pepaya bisa dimasak sebagai sayuran. Ini artinya, urusan gizi dapur juga terpenuhi.

Keluarga petani menjadi lebih survive dengan memasak daun, bunga atau buah pepaya (muda). Ke depan kita akan lakukan tahapan pemanfaat lebih jauh dari biji dan getak serta batangnya.

4. Pepaya menjadi penghasilan tambahan yang  ekonomi.

Dengan panen yang lebih banyak dari sekadar memenuhi kebutuhan keluarga, para petani akan mendapatkan penghasilkan tambahan.

Banyak pengalaman dari kegiatan penanaman pepaya ini yang niatnya untuk perbaikan gizi pada akhirnya memberi manfaat ekonomi.

Pendekatan gerakan pangan bergizi dan merawat ekologi terkadang lebih baik hasilnya daripada pendekatan ekonomisme.

Para petani yang kelebihan panen mudah menjualnya bersama sayuran atau buah-buahan lain yang mereka panen. Dijualnya ke warung terdekat.

Dengan strategi gerakan menanam untuk menghasilkan gizi dan perbaikan ekologi para petani tetap mau mengambil peran.

Dengan pendekatan “menjadikan petani sebagai aktor ekologi” pada akhirnya mereka juga menjadi aktor perbaikan gizi dan juga terjadi peningkatan ekonomi.

Mindset bertani sebagai aktor ekologi ini penting dicanangkan. Itu lebih realistis diterapkan supaya tumbuh kebiasaan.

Ingat, perilaku yang baik dan massif pada akhirnya nanti akan memberi dampak pada ekonomi.

5. Daun pepaya memberi manfaat bagi ternak.

Selain bermanfaat untuk gizi manusia, daun pepaya memperbaiki ternak para petani.

Kita ketahui memiliki kandungan gizi yang baik bagi sapi, domba, kambing. Bahkan saat ini terdapat banyak pakan ternak yang bahanbakunya berasal dari daun pepaya dan juga biji pepaya.

Suatu saat nanti Yayasan Odesa Indonesia akan mendorong petani agar memanfaatkan biji pepaya sebagai sumber gizi manusia dan sekaligus sebagai sumber gizi ternak.

6. Tanaman pepaya bermanfaat bagi ekologi.

Ladang-ladang pertanian yang berupa lereng di Kawasan Bandung Utara rawan longsor.

Terlebih lagi banyak petani yang mempratikkan pola tanam monoculture pertanian sayuran yang didukung oleh pemerintah. Ini adalah kesalahan besar yang puluhan tahun berjalan.

Kehadiran pepaya selain mencegah erosi juga bermanfaat untuk menumbuh kembangkan ekosistem karena pada prinsipnya pertanian harus bersandar pada keanekaragaman hayati.

Tanaman pepaya -jika ditanam dengan mindset agroekologi seperti itu akan menjadi kekuatan penting memperbaiki kemiskinan dan keterbelakangan kehidupan warga desa.

Desa-desa selama ini memiliki kelemahan dalam urusan pangan dan tidak melakukan proses perbaikan secara tepat.

Banyak lahan menganggur dan warga yang kekurangan gizi termasuk ternaknya mengalami kemunduran karena kekurangan sumber pangan.

Tetapi selama ini pembangunan desa hanya berkonsentrasi pada urusan fisik dan mengabaikan tindakan-tindakan penting seperti menanam pepaya.

Sudah saatnya gerakan tanam pepaya menjadi bagian penting dalam perubahan sosial untuk kemajuan desa.

Desa yang mengabaikan integrasi botani dengan gizi dan ekologi bisa disebut terbelakang. Tanpa memperhatikan hal ini target Sustainable Development Goal (SDGs) akan sulit dicapai.

Pengalaman Gerakan Pepaya Odesa

Praktik pertanian di Yayasan Odesa Indonesia yang memanfaatkan pepaya sebagai solusi perbaikan desa dengan cara sebagai berikut:

Pengurus Yayasan Odesa Indonesia mengadakan benih pepaya dalam kemasan dari pembibit di toko online.

Kemudian menginstruksikan kepada pelaksana pertanian di Grup Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) untuk melakukan pembibitan.

Ada beberapa petani yang telah mendapatkan pendampingan dan berpengalaman memiliki tanggungjawab mengembangkan pembibitan pepaya (biasanya bersama pembibitan tanaman kelor).

Dengan memiliki beberapa petani andalan untuk pembibitan, setiap desa memiliki sumber bibit. Pada saat petani siap menanam, bibit telah tersedia.

Kemudian setelah berhasil dan siap tanam, biasanya usia 8 minggu, benih pepaya di dalam polybag tersebut didistribusikan kepada warga terpilih yang menjadi target.

Bibit tersebut dibeli dengan harga yang memadai sehingga petani pembibit mendapatkan keuntungan.

Dengan demikian program pembibitan juga menghasilkan pekerjaan tambahan, itu artinya meningkatkan kewirausahaan lokal. [Faiz Manshur. Ketua Odesa Indonesia]

6 manfaat pepaya untuk pembangunan berkelanjutan
6 manfaat pepaya untuk pembangunan berkelanjutan

 

Tanam Pepaya Perbaikan Gizi Masyarakat Desa

Pilihan Kontribusi Donasi untuk Perbaikan Hidup Petani Miskin

Video Gerakan Tanam Pepaya di Desa

Praktik Pepaya di Pertanian Oray Tapa

Gerakan Pangan Odesa

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja