Bandung: Organisasi Odesa-Indonesia menilai, terdapat tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yang melarat dan terlantar pelayanan publiknya. Di Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi, terdapat persoalan krusial yaitu kesenjangan ekonomi, ketertinggalan infrastruktur, pembiaran pelayanan kesehatan, pembiaran pendidikan, dan juga tidak adanya dorongan memajukan ekonomi kaum buruh tani.
Ketua Divisi Kebijakan Publik Odesa-Indonesia Khoiril Anwar mengatakan, tiga kecamatan wilayah Kabupaten tersebut sebenarnya dekat dengan Kota Bandung, tapi ikut wilayah Kabupaten Bandung yang jaraknya rentang 40-60 km dari Ibukota Soreang.
“Ada ketidakberesan dalam hubungan antara tanggungjawab dengan hak-hak hidup warga. Fakta di lapangan tidak bisa dibantah. Bukan saja soal angka kemiskinan, tetapi penderitaan kaum buruh tani yang selama ini jauh dari kelayakan karena infrastruktur dan peningkatan kualitas pendidikan yang lambat. Kami punya fakta, kemelaratan melanda di Cimenyan, Cilengkrang, dan Cileunyi. Ini bisa berbahaya bagi kehidupan bernegara, ” kata Khoiril kepada Odesa.id seusai membagikan bantuan alat-alat tulis untuk anak-anak sekolah di Kampung Waas, kawasan wisata Oray Tapa Kabupaten Bandung, Minggu 12 Maret 2017.
Menurut Khoiril, seandainya Pemkab Bandung punya kesungguhan mengurus daerah tentu tidak akan sefatal sekarang ini. Tetapi dari waktu ke waktu, bahkan memasuki dua periode kepemimpinan Bupati Dadang Nasser, tidak ada indikasi perbaikan yang signifikan. Dana Desa tidak cukup untuk menolong kehidupan warga Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi yang makin hari makin terdesak oleh gelombang modernisasi, menjadi konsumen tanpa memiliki basis produksi atau skill kemampuan untuk menopang pekerjaan yang lebih modern.
“Saya rasa sudah saatnya pemerintah merancang khusus tata pemerintahan baru untuk Cilengkrang, Cimenyan dan Cileunyi. Misalnya dibentuk Kabupaten Baru, Kabupaten Bandung Timur. Tapi jika itu sulit karena membutuhkan biaya tinggi dan proses lama sementara rakyat membutuhkan perbaikan segera, sebaiknya tiga kecamatan itu ikut masuk Kota Bandung supaya lebih terurus,” katanya.
Menurut Khoiril, seandainya tiga kecamatan itu masuk Kota Bandung barangkali akan lebih tepat. Dari sisi anggaran maupun mobilitas kerja, Pemerintahan Kota akan lebih optimal dalam melayani warganya. Khoiril juga yakin, kota akan diuntungkan asalkan punya kemauan menggenjot modernisasi produksi pertanian dari tiga kecamatan tersebut.
“Misalnya Pemkot Bandung nanti bisa menggenjot peningkatan produksi pertanian, mengembangkan tanaman obat, kopi, bunga, dan perbaikan sarana wisata. Jangan seperti sekarang ini. Alam yang penuh potensi dibiarkan terlantar oleh Pemkab Bandung dan Pemprov Jabar juga diam. Pak Jokowi juga perlu melihat segera. Kalau persoalan kemiskinan dan keterbelakangan di tiga kecamatan ini dibereskan, secara nasional perbaikan juga akan terasa karena jumlah penduduknya sangat banyak dan padat,” jelasnya.-Sadur Sentosa.