Relawan Muda Odesa – Pertanian di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar: kurangnya regenerasi petani di tengah gempuran modernisasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 mencatat jumlah pemuda di Indonesia mencapai 65,82 juta orang. Namun, hanya 18% dari mereka yang bekerja di sektor pertanian. Sebuah survei Jakpat bahkan mengungkapkan bahwa hanya enam dari seratus generasi muda berusia 15-26 tahun yang tertarik bekerja di bidang ini. Mayoritas dari mereka menganggap pertanian penuh risiko, kurang menjanjikan secara finansial, dan minim prospek karier.
Di tengah tren penurunan minat ini, sekelompok anak muda yang tergabung dalam komunitas Odesa Indonesia justru menunjukkan hal sebaliknya. Dengan semangat belajar dan kepedulian terhadap ekologi, mereka terjun langsung ke dunia pertanian dan mematahkan stigma bahwa generasi muda tak tertarik dengan bidang agraris.
Baca juga: Pentingnya Literasi Pertanian Untuk Generasi Muda
Pertanian: Lebih dari Sekadar Menanam
Hakim Adila Rusyana, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung sekaligus fasilitator Odesa Indonesia, menekankan bahwa bertani bukan hanya soal bercocok tanam, tetapi juga membangun kesadaran ekologis.
“Saya melihat bahwa belajar tentang pertanian tidak hanya soal menanam, tapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Selain itu, ada kepuasan tersendiri saat melihat hasil kerja tangan kita, entah itu panen kecil atau sekadar menanam bibit baru,” ujarnya.
Baginya, berkebun adalah cara memahami siklus kehidupan secara langsung. Dari proses menyemai bibit hingga panen, ia semakin menghargai kerja keras para petani yang kerap luput dari perhatian generasi muda perkotaan.
Hal senada diungkapkan Syifa R. Salsabila, mahasiswa Universitas Islam Nusantara yang juga menjabat sebagai Manager Program Sekolah Botani Odesa. Menurutnya, berkebun tak sekadar menghasilkan bahan pangan, tetapi juga menjadi bentuk terapi bagi kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan.
“Saat terjun ke lapangan, saya mendapat banyak insight dari para petani. Mereka mengajarkan kegigihan dan ketekunan yang luar biasa. Ini bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi sebuah cara hidup yang sarat makna,” tuturnya.
Ketertarikan yang Tumbuh Seiring Waktu

Bagi banyak relawan Odesa Indonesia, pertanian awalnya terasa asing. Namun, seiring berjalannya waktu, keterlibatan mereka semakin dalam hingga akhirnya jatuh cinta pada dunia agraria.
Hasna Dini Zahirah, mahasiswa semester 7 UIN Sunan Gunung Djati, mengaku bahwa interaksinya dengan komunitas Odesa membuka perspektif baru tentang pentingnya pertanian.
“Awalnya, pertanian terasa jauh dari kehidupan saya. Tapi setelah terjun langsung, saya menyadari betapa besar dampaknya bagi alam dan manusia. Pertanian memberi pemahaman mendalam tentang cara kerja alam, dan kita semua bertanggung jawab menjaga keberlanjutannya,” ungkap Hasna.
Pengalaman serupa dialami oleh Fadhil Azzam Ismail, mahasiswa semester 8 Universitas Pendidikan Indonesia. Ia mulai tertarik pada pertanian setelah sering melihat aktivitas para petani dalam perjalanannya menuju Sekolah Samin.
“Ketertarikan saya tumbuh seiring dengan semakin seringnya saya melihat aktivitas petani. Ditambah dengan materi tentang ekologi dan gerakan sosial yang saya dapatkan di Odesa, saya semakin memahami betapa strategisnya sektor pertanian dalam kehidupan manusia,” kata Fadhil.
Membuka Jalan Regenerasi Petani Muda

Kehadiran relawan muda Odesa Indonesia menjadi bukti bahwa generasi muda tidak sepenuhnya menolak dunia pertanian. Yang mereka butuhkan adalah ruang belajar yang menarik, pengalaman langsung yang menyenangkan, serta wawasan baru yang menunjukkan bahwa pertanian adalah sektor yang bernilai dan penuh peluang.
Regenerasi petani adalah tantangan besar bagi Indonesia. Jika tren urbanisasi terus meningkat tanpa upaya serius untuk menarik minat generasi muda ke sektor pertanian, maka ketahanan pangan bangsa bisa terancam. Namun, upaya yang dilakukan oleh Odesa Indonesia memberikan harapan: bahwa pertanian bisa tetap hidup di tangan generasi muda yang memiliki visi, semangat, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Melalui pengalaman langsung di kebun, diskusi dengan petani, serta edukasi berbasis ekologi, relawan muda Odesa membuktikan bahwa pertanian bukanlah sektor yang harus ditinggalkan. Justru sebaliknya, sektor ini membutuhkan lebih banyak anak muda dengan ide-ide segar dan semangat baru untuk menjadikannya lebih maju dan berkelanjutan.
Baca juga: Anak Muda Bandung Saatnya Jadi Relawan Odesa
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azzam