Literasi Pertanian Odesa dalam Mengatasi Kemiskinan
Rendahnya literasi di Indonesia laras dengan banyaknya orang miskin. Sampai tahun 2023 ini, jumlah orang miskin menurut ukuran resmi pemerintah jumlahnya lebih 25juta.
Sedangkan jika diukur oleh Bank Dunia, jumlah orang miskinnya mencapai sekitar 115 juta.
Menurut Ketua Odesa Indonesia, Faiz Manshur, banyaknya orang miskin karena rendah literasi.
Pemerintah belum aktif mengambil peran literasi secara serius sebagai solusi dalam hal ini.
“Literasi itu penerapan ilmu pengetahuan yang tujuannya untuk mengatasi masalah. Setiap usaha apalagi sifatnya ekonomi, tentu butuh ilmu pengetahuan.
Orang miskin juga butuh pengetahuan untuk hidup lebih sejahtera. Sayangnya hal ini tidak banyak dilakukan. Pemerintah Indonesia baru bisa melakukan dengan model pemberian santunan saja.
Ini kelemahan besar negara kita,” kata Faiz Manshur, Ketua Odesa Indonesia saat berkegiatan Panen Bersama Tani Pekarangan di Kampung Tareptep Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Selasa 12 Desember 2023.
Faiz menjelaskan, masalah rendahnya pendapatan ekonomi disebabkan oleh ragam masalah.
Ada yang sifatnya struktural karena lambatnya pembanguan infrastruktur.
Ada yang disebabkan oleh hilangnya mata-pencaharian, atau bisa jadi jadi disebabkan oleh lemahnya ilmu pengetahuan dan skill sehingga orang tidak mampu beradaptasi dengan tantangan zaman.
“Di atas segala penyebab tersebut, gerakan literasi harus digerakkan secara serius di tengah-tengah orang miskin sebagaimana yang kami lakukan.
Dan itu bisa memberikan hasil perbaikan keadaan. Ilmu pengetahuan adalah sumber primer untuk mengatasi persoalan hidup,” papar Faiz.
Menurut Faiz, eksperimen literasi untuk rakyat miskin yang dilakukan melalui organisasinya, Odesa Indonesia terbukti menghasilkan kemajuan.
Hal tersebut serupa dengan peningkatan kapasitas di sektor lain, serupa dengan tindakan upgrading sumberdaya manusia (SDM) di lingkungan perusahaan modern.
Para petani yang mengikuti program Odesa Indonesia diajak untuk memahami masalah konkret yang dihadapi mereka dan dari situ bacaan (literatur) digalakkan dengan pendampingan.
Problem rakyat miskin yang sering menjadi perhatian Odesa Indonesia biasanya berurusan dengan sulitnya mendapatkan uang, kekurangan air bersih, tidak mendapatkan sumber gizi yang memadai dan lain sebagainya.
“Kami melakukan dengan cara membawakan bacaan, dibacakan, didiskusikan dan dipraktikkan sehingga banyak warga yang mendapatkan terobosan baru sekalipun bisa mempraktikkannya,” terang Faiz.
Praktik literasi di kalangan warga miskin yang digerakkan Odesa Indonesia meliputi pemahaman tentang gizi dari tanaman yang beragam.
Manfaat dari tanaman buah-buahan seperti sirsak, nangka, mangga, pepaya, sukun, matoa hingga daun kelor dijelaskan kepada masyarakat.
Demikian juga dengan masalah sanitasi buruk juga dijelaskan. Di situ, literasi Odesa Indonesia memberikan cara pandang baru tentang pentingnya konsumsi pangan bergizi, hidup bersih dan hidup sehat.
“Mayoritas petani tidak punya bekal pengetahuan tentang gizi dari tanaman. Ini masalah panjang di Indonesia karena tidak ada pendidikan.
Seolah-olah masalah tani hanya sekadar urusan pekerjaan. Padahal mereka adalah kaum produsen yang mestinya dengan banyaknya pengetahuan tentang gizi dan manfaat lain dari tanaman bisa meningkatkan nilai hidup mereka,” jelas Faiz.
Menurut Faiz Manshur, ilmu pengetahuan tentang manfaat tanaman sangat penting dibawa ke rakyat karena mayoritas petani yang bercocok tanam sebatas mewarisi kebiasaan turun-temurun dari leluhurnya.
Dengan memasukkan pengetahuan baru tentang botani meliputi manfaat gizi dan ekologi, pekerjaan bidang pertanian lebih bernilai.
“Dengan bekerja memakai bekal cara pandang baru, para petani memiliki identitas baru sebagai aktor penyedia gizi dan menjadi aktor ekologi,” jelas Faiz.[test.odesa.id]
Mari Sumbang Kegiatan Literasi untuk Anak-Anak Desa
Komentar ditutup.