Seke atau mata air itu berada di lereng bukit, tersembunyi diantara kerimbunan pohon bambu. Air bening keluar dari sela batu, ditampung dalam lobang kecil. Tidak banyak, tapi tidak pernah berhenti meski di musim kemarau. Lahan subur dan penuh pepohonan, memungkinkan seke seperti itu tetap berfungsi secara alami.
Warga Kampung Cikored RT 01 dan 02 RW 5 Desa Mekarmanik, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung, sebenarnya sejak lama mengetahui keberadaan seke tersebut. Juga mengerti, jika airnya dialirkan ke kampung mereka maka sebagian persoalan hidup teratasi. Mereka tidak akan kesulitan air bersih.
Namun karena keterbatasan ekonomi, tidak memungkinkan warga memanfaatkan sumber air itu dengan semestinya. Jarak dari seke ke pemukiman lebih dari 500 meter. Itu berarti harus ada bentangan pipa paralon sepanjang itu dan tangki penampungan, agar air bisa sampai ke rumah penduduk.
Kesulitan air itu ditambah pula dengan ketiadaan sarana mandi cuci kakus (MCK) yang memadai. Akibatnya sanitasi di tempat tinggal mereka sangat buruk. Sarana MCK dibangun seadanya di samping atau di belakang rumah, tanpa saluran pembuangan. Ada sekitar 20 KK di tempat itu yang amat membutuhkan pemenuhan kebutuhan mendasar tersebut.
“Biasanya kami mengambil air ke bawah sana, minta ke orang lain. Meskipun kami butuh, kalau terus-terusan minta ke orang ya malu juga. Apalagi kalau musim kemarau datang, airnya jadi mengecil,” ujar Dadang (55) warga RT 01 Cikored yang sehari-harinya memelihara kambing milik orang lain dengan sistem paroan.
Bagaimana mengalirkan air dari seke dan membangun sarana MCK, menjadi kunci untuk memperbaiki kehidupan warga secara bertahap. Seperti biasa, Yayasan Odesa Indonesia berupaya menjadi jembatan antara mereka yang mau berderma dan pihak yang membutuhkan. Alhamdulillah, sejumlah dermawan tergerak untuk ikut rembugan.
Dana yang terkumpul cukup untuk membangun sarana MCK di dua lokasi, beserta sarana pendukung lainnya. Budi baik para dermawan sangat menolong keluarga pra-sejahtera yang puluhan tahun kesulitan air ini menjadi lebih sejahtera. Setelah tiga pekan dikerjakan, kini WC komunal sudah berdiri di lingkungan RT 01 dan RT 02 Cikored. Air mengalir tanpa henti dan warga leluasa mengambilnya kapan saja. Mereka pun membongkar sarana MCK alakadarnya yang merusak pemandangan selama ini. Sebagian dana itu didapat dari donatur personal. Ada juga donasi dari kebaikan PT Selamat Sempurna Tbk Jakarta yang melakukan kegiatan Amal CSR pada bulan Oktober 2018 lalu. Semuanya didapat dari kerja pewartaan, penggalangan melalui media sosial.
Sejumlah sarana MCK yang sudah dibangun atas kebaikan para dermawan itu, persentasenya belum mencapai 1% dari kebutuhan total MCK komunal di kawasan Cimenyan. Di Kec. Cimenyan terdapat banyak keluarga yang tidak memiliki sarana MCK yang layak. Pada dua desa saja, Cikadut dan Mekarmanik, perlu dibangun sedikitnya 70 buah MCK yang tersebar di 40 RT. Perjalanan masih panjang. Tentu bukan sesuatu yang mudah, tapi bukan pula mustahil. (Enton Supriyatna)