Kampung Kumuh, Ratusan Keluarga Membutuhkan Sarana MCK

Ini adalah cerita yang menyedihkan. Hanya 8 Km dari Perkotaan Bandung masih ada saudara-saudara kita hidup sehari-hari dengan sanitasi yang buruk. Mereka adalah keluarga buruh tani, golongan Pra-Sejahtera (sangat miskin) di Kampung Cikawari, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Mari kita bantu membangun Sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Komunal. Agar hidup mereka lebih sehat.

Satu tahun lalu, Enton Supriyatna, Pemimpin Redaksi HU.Galamedia meliput keadaan kampung Cikawari. Selain menemukan fakta kemiskinan buruh tani, juga mendapatkan fakta tentang kehidupan yang tidak sehat dari warga yang tinggal di rumah-rumah reyot. Mereka tidak memiliki sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) secara memadai.

Pada musim kemarau bulan april 2017 lalu, keadaan warga kesulitan air hingga bulan september 2017. Lahan-lahan sekitar penduduk kering kerontang, dan air begitu susah didapat. Waktu terus berjalan. Enton yang juga pengurus Yayasan Odesa-Indonesia itu juga sudah memasukkan program pembangunan sarana MCK di Cikawari. Namun karena saking banyaknya kegiatan ia dan kawan-kawannya belum sempat mengurusnya secara konkret.

Kini, di musim hujan, relawan Odesa-Indonesia kembali mapping area. Kalau pada musim kemarau mereka kesulitan air dengan lingkungan kotor karena debu, kini pada musim penghujan situasinya lebih memprihatinkan.
“Banyak genangan air bercampur lumpur di dekat hunian. Bau busuk menyengat karena sampah, kotoran ternak dan kotoran manusia dalam keadaan lembab,” kata Andini Putri menceritakan blusukannya pada Rabu, 28 Maret 2018.

Hasil dari pemetaan Odesa-Indonesia, terdapat banyak rumah reyot kecil-kecil yang tidak memiliki pekarangan. Akibatnya sebagian dari rumah tangga tersebut mengakses air bersama dalam pekarangan yang sempit. Bahkan ada satu rumah yang memiliki MCK dengan tutup karung bekas berdekatan dengan kuburan leluhurnya.

Hasil rapat Odesa-Indonesia menyimpulkan, di Kampung Cikawari bagian selatan ini membutuhkan 8 sarana MCK. Menurut Enton Supriyatna, anggaran setiap sarana MCK diprakirakan menelan biaya Rp 20 juta. Menurut Enton anggaran tersebut belum termasuk tanah dan tidak akan melibatkan warga dengan sistem gotong-royong karena terbukti semua warga tersebut adalah buruh tani yang matapencahariannya tergantung upah harian.




“Kita sudah pengalaman. Mereka semua adalah buruh tani upahan kisaran Rp 40-70ribu perhari. Kalau mereka kerjabakti satu hari saja, itu akan merepotkan ekonomi mereka,” katanya.

Enton akan mengusahakan tanah hibah dari salahsatu warga, atau setidaknya dibeli dengan harga murah supaya terus menjadi sarana publik. Tetapi menurutnya, yang terbaik tanah itu sarana publik itu dibeli supaya kelak dikemudian hari tidak menimbulkan masalah dan ditetapkan sebagai sarana publik warga RT/RW setempat.

“Agak mahal dari biaya pembangunan MCK di daerah Cikadut karena soal angkutan dan lain. Tapi itu sangat strategis karena satu MCK bisa bermanfaat bagi lebih 15 KK. Dengan kata lain kita bisa menyelamatkan kesehatan sekitar 50-an warga di sekitarnya untuk mendapatkan akses air bersih dan hidup lebih sehat” tuturnya.

Yayasan Odesa-Indonesia kali ini akan mengawal program pembangunan MCK di Cikawari. Dari beberapa rencana pembangunan, tahap pertama akan dimulai pada satu lokasi. Jika nanti anggaran sudah terkumpul mencukupi pembiayaan, akan segera dilaksanakan.

Bagi sahabat-sahabat yang ingin berdonasi, bisa Transfer ke Rekening Yayasan Odesa-Indonesia Bank BRI No. Rek 763701000854506 A.n Yayasan Odesa Indonesia. Kode Bank BRI (002). Setiap transfer diharapkan memakai kode 202. Contoh transfer Rp 10.000.000 maka transfernya adalah Rp. 10.000.202 (Sebagai cara memudahkan admin). Komunikasi dan Konfirmasi hubungi 085220502937[]

Lihat keadaan Rumah Tangga Cikawari ini Butuh Sarana MCK
Lihat Keadaan Jalan Cikawari Saat Musim Hujan Kampung Kumuh

Komentar ditutup.

Keranjang Belanja