Gagasan Odesa di Hari Buah Internasional 1 Juli 2022
Peringatan Hari Buah Internasional Yayasan Odesa Indonesia dilaksanakan hari minggu 3 Juli 2022 di berbagai kampung, tempat kegiatan literasi Sekolah Sabtu-Minggu (Samin).
Melibatkan 200 anak, kegiatan ini berisi muatan visi tentang pentingnya makan buah dan juga pentingnya menyadari pentingnya menanam pohon.
Fasilitator pada kegiatan ini adalah relawan Sekolah Sabtu-Minggu (Samin) dari Yayasan Odesa Indonesia dan Relawan dari Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama Bandung.
Dengan menjadikan buah sebagai gerakan kemasyarakatan diharapkan semua pihak menyadari tentang pentingnya memajukan desa dengan literasi seperti ini.
Buah-buahan menjadi bagian penting dari proses kehidupan bermasyarakat dan bernegara karena banyak anak-anak desa yang kurang gizi.
Secara umum rakyat Indonesia juga mengalami kelemahan karena minimnya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Di luar urusan makan, keadaan perdesaan saat ini juga mengalami kerusakan lingkungan yang akut karena banyak pertanian yang merusak lingkungan karena jenis tanaman pertanian sebagian monokultur.
Tanaman buah sangat penting dihadirkan ke desa-desa supaya tercipta perbaikan gizi, terjaganya lahan dari erosi dan juga untuk peningkatan ekonomi petani dari hasil panen buah-buahan.
Apa itu Hari Buah Internasional?
Tidak banyak yang tahu bahwa sekarang dunia memiliki Hari Buah Internasional. Kisahnya dimulai dari tahun 2007 di Jerman.
Saat itu ada banyak orang yang terbiasa berkegiatan sosial dan peduli lingkungan hidup berkumpul di Taman Dinding, Kota Mauerpar, Prenzlauer Berg, Berlin. Di Taman Dinding itu ada kebun buah dan kebun bunga yang luas.
Di tempat itu, juga memiliki sejarah karena ada Tembok Berlin yang dulu memisahkan antara Jerman Barat dan Jerman Timur dan kemudian dirobohkan karena penyatuan Jerman pada tahun 1989.
Tujuan para pegiat sosial berkumpul itu mulanya kegiatan amal, yaitu berbagi buah-buahan dan sayuran sebagai rasa peduli terhadap sesama.
Dengan berbagi buah dan sayuran itu mereka ingin menunjukkan bahwa kita harus peduli tanaman dan peduli alam karena tanaman dan alam adalah yang memenuhi kebutuhan makanan kita. Karena itu yang ditunjukkan adalah buahnya, hasilnya.
“Lihat dan rasakan buah ini. Mari berbagi. Mari bersyukur,” demikian kurang lebih pesannya.
Dari situlah kemudian kegiatan menjadi menarik perhatian dunia dan setiap tahun selanjutnya, setiap 1 Juli diperingati Hari Buah Internasional yang direstui Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Peringatan Hari Buah Sedunia itu bukan sekadar untuk makan enak, tetapi juga untuk pendidikan kesehatan, bahkan Yayasan Odesa Indonesia memaknai sebagai anjuran gerakan lingkungan hidup karena banyak lahan kritis yang menyebabkan banjir.
Kita sudah membuktikan bahwa dengan banyaknya petani menanam buah-buahan lahan yang kering dan menyebabkan banjir sekarang sudah menghijau.
Selain memberikan manfaat udara segar, masyarakat gizinya lebih baik dan bahkan ekonominya meningkat karena bisa berjualan buah.
Organisasi Pangan dan Pertanian, Food Organization and Agriculture (FAO) dan United Nations Children’s (UNICEF) menganjurkan setiap manusia mengonsumsi minimal 400 gram buah setiap hari. Buah-buahan apapun penting supaya kita hidup lebih sehat dan otak lebih cerdas.
Jika kita tidak suka makan buah-buahan dan sayuran bisa terkena kerusakan pencernaan di perut, sakit jantung, dan mudah terserang stroke. Selain itu banyak orang wajah dan kulitnya keriput juga karena kurang buah-buahan.
Karena itu pada peringatan Hari Buah Internasional ini kita sepakat untuk makan dan minum lebih sehat. Banyak makan buah, banyak makan sayuran dan minum air putih yang banyak (setiap hari minimal 8 gelas). [test.odesa.id]
SETIAP PERINGATAN HARI BUAH INTERNASIONAL MEMILIKI ARTI:
– Jeruk Mandarin 2020 “Istirahatlah sejenak dengan makan buah”
-Pepaya 2019 “Rayulah dengan lebih banyak buah”
– Kiwi 2018 “Berikan rasa bahagia kepada orang lain”
– Buah kwinsi 2017 “Reformasi makanan kita”
– Lemon 2016 “Berikan cita rasa pada hidupmu”
– Bluberi 2015 “Dunia kita, buah-buahan kita dan masa depan kita”
– Pir 2014 “Ciptakan pesan positif”
– Buah Tin 2013 “Berbagilah buah-buahan dan senyuman”
– Ceri 2012 “Menua dengan aktif dan solidaritas antar generasi”
– Mangga 2011 “Bersuka relalah”
– Nanas 2010 “Perangi kemiskinan dan pengucilan sosial”
– Apel 2009 “Kreatifitas dan inovasi”
– Rasberi 2008 “Kebersamaan dalam keragaman”
– Stroberi 2007 “Bersatulah”.
Perbukitan Bandung Seperti Padang Pasir, Butuh Jutaan Bibit Buah