Pak Moko, demikian nama akrab Darjatmoko. Lelaki yang tidak suka disebut gelarnya ini pada Minggu 22 Oktober 2017 mendapat jatah presentasi Kajian Rutin Civic Farming Yayasan Odesa Indonesia Bandung. Ia bicara tentang wawasan Pertanian Modern dan Ketahanan Pangan.
Alumni Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung angkatan 1970 ini memang tidak popular di Indonesia. Namun sebagian alumni ITB mengenalnya sebagai ilmuwan yang serius. Lebih 30 tahun ia tinggal di Amerika Serikat. Berkelana dari satu lembaga penelitian ke lembaga penelitian lainnya. Ia juga berkeliling negara melakukan penelitian.
Lama di Amerika Serikat, beberapa tahun belakangan ia punya program penelitian panjang untuk Indonesia. Kebetulan dijalankan di Bandung dan karena itu ia sering “mangkal” di Kampus lamanya. Moko dikenal sebagai ilmuwan yang aktif di lapangan. Sudah hampir dua tahun sejak kembali di Bandung, ia punya basis kegiatan membina anak-anak desa terbelakang.
Ketika Odesa Indonesia berdiri dan dianggap memiliki kegiatan yang konkret untuk menjawab masalah-masalah persoalan di masyarakat desa, Moko pun ikut terlibat. Ia turun langsung ke lapangan bersama pengurus Odesa lainnya.
“Kita ini tertinggal 128 tahun dari negara maju. Sarjana kita itu level pengetahuannya hanya setara dengan siswa SMP di Yunani atau Denmark, kurang lebih selevel itu,” kata Moko dalam memberikan pokok persoalan sebelum membahas strategi-strategi kegiatan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi masalah sosial kemasyarakatan di perdesaan.
Pada diskusi tersebut Moko menyampaikan beberapa hal yang penting, seperti pentingnya bertani pekarangan, hidup sehat dengan makanan yang sehat, belajar literasi dan mengajarkan literasi kepada setiap orang, dan juga wawasan lingkungan hidup. Video-video diskusinya bisa ditonton di canel youtube