Bisnis Bibit Pertanian Mendorong Dinamika Ekonomi Petani

Bisnis bibit pertanian bisa menjadi lokomotif kebangkitan usaha kaum muda. Hal tersebut dikatakan oleh Andy Yoes Nugroho, Ketua Odesa Cabang Temanggung. Pasalnya menurut Andy, usaha pembibitan tersebut akan menciptakan produksi ekonomi sekaligus matarantai pasar finansial. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan grup Pertanian Kebunkoe yang berada di Dusun Kauman, Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Menurut Andy Yoes, peluang usaha di bidang pertanian butuh keberanian menguji coba dengan praktik. Ketika tim Kebunkoe dijalankan selama beberapa bulan, roda bisnis pun berjalan bagus bahkan melampaui target.

“Dulu di Kecamatan Kaloran tidak terbayang bisnis bibit bisa massif karena kecamatan ini banyak diasumsikan ekonomi petaninya lemah dan para pemudanya jarang yang peduli usaha tani. Setelah kami mendorong pimpinan Pondok Pesantren agar santri mengambil peran dalam gerakan pembibitan, nyatanya cepat sekali perkembangannya,” kata Andy Yoes sebagaimana ditulis dalam release, Jumat, 1 Januari 2021.

Andy menambahkan peran pemimpin kultural seperti Kiai sangat strategis karena gagasan mereka didengar pengikutnya. Tingkat loyalitas yang tinggi memudahkan mesin kerja kolektif efektif. Karena Odesa Indonesia memiliki gagasan peningkatan ekonomi, maka gerakan pertanian dimulai dari mindset bisnis. Tak semata urusan bisnis, semangat kerja Odesa Indonesia adalah memajukan masyarakat dalam usaha perbaikan gizi dan juga penyelamatan lahan kritis dari bencana erosi.

“Karena kita punya gagasan besar untuk perbaikan kehidupan, wirausaha yang dijalankan juga harus menyertakan target gizi dengan tanaman buah-buahan, termasuk juga tanaman herbal. Dengan demikian manfaat besar dari gerakan ini meluas ke urusan bisnis yang berkelanjutan dan berkontribusi memperbaiki lingkungan. Bahkan kami juga menyertakan gerakan literasi botani agar petani muda lebih cerdas,” kata Andy.

Bisnis Kelor

Menurut Manaher Grup Pertanian “Kebunkoe”,  Miftahul Huda usaha bisnis bibit ini terbilang cepat bahkan melampaui target karena suplay bibit yang diproduksi sendiri cepat habis sehingga kemudian muncul model bisnis kerjasama dengan daerah lain, terutama dari Purworejo untuk memasok bibit.

LOKASI PEMBIBITAN KEBOENKOE KALORAN TEMANGGUNG

“Bibit-bibit tanaman laris semua. Alpukat, durian, jahe merah, sirsak, manggis, kelengkeng hingga kelornya pun cepat habis. Dalam satu bulan rata-rata penjualan mencapai Rp 20.000.000. Dengan keuntungan rata-rata 20 persen lumayanlah buat operasional. Artinya kita punya peluang sepanjang musim hujan senilai Rp 120.000.000 dari hasil penjualan di tahun pertama,” kata Huda.

Ditemui di Lokasi Pembibitan Dusun Dakaran Desa Kaloran tersebut Huda mengatakan, saat ini ia dan belasan teman-teman petani muda alumni Pesantren Ridho Allah Kaloran sedang fokus pada usaha perluasan pembibitan, terutama tanaman herbal Kelor (Moringa Oleifera). Sebab menurutnya, kelor memiliki manfaat bagus buat gizi dan bisnis sekaligus. Bulan Januari 2021 ini ia akan membibitkan 5.000 pohon. Setengahnya ia akan tanam sendiri dan dijadikan penghasil daun kering, setengahnya akan dijual ke masyarakat.

“Saya optimis kelor karena sudah lebih dua tahun mengelola bisnis kelor di Bandung. Jadi tidak ada keraguan dalam bisnis daun kelor. Target pengembangan kelor adalah memberi manfaat pada gizi, kesehatan dan juga membuka lapangan ekonomi baru,” katanya. [test.odesa.id]

BACAAN LAIN

“Banyak lahan kritis di Kecamatan Kaloran yang perlu pohon. Banyak petani yang membutuhkan bibit tanaman dan mau menanam tanaman baru sehingga kita mendorong gerakan pembibitan saat musim kemarau dan menanam di musim hujan,” katanya, di sela aksi tanam di Dusun Bugen, Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, Rabu (30/12/2020).

Menurut Huda, para petani sangat antusias menanam karena mereka sudah lama menunggu bibit. Sementarà selama ini setiap membeli bibit lokasinya sangat jauh padahal yang dibeli jumlahnya hanya sedikit.
“Ada yang membeli 2 pohon, ada yang membeli 10 pohon, bahkan ada lebih 100 pohon. Ketika mereka bisa membeli beberapa bibit dengan uang 100-200 ribu mereka langsung belanja. Di sini pentingnya gerakan pembibìtan di setiap desa, karena akan menjadi pendorong paling ampuh dalam menggerakkan petani menanam pohon,”terangnya

Baca berita selanjutnya di Santri di Temanggung Tanam Ribuan Pohon untuk Atasi Lahan Kritis 

Pengembangan Odesa di Jateng

Odesa Indonesia masuk usia tiga tahun pada pertengahan 2019 ini. Tahun lalu kami sudah menggagas pentingnya perluasan model gerakan di Jawa Tengah. Karena kebutuhan saya tinggal di Temanggung, tugas Yayasan merekomendasikan saya dan teman-teman di Temanggung untuk memulai gerakan. Tetap menjadi bagian Odesa Indonesia, tetapi organisasinya berbentuk sub. Namanya Eksodus, kependekan dari Ekosistem Sosial Dusun. Tagline kami dalam organisasi ini adalah: “Aksi Perbaikan Sumberdaya Manusia Dusun: Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan”. Baca Selanjutnya Tentang Gerakan Eksodus Temanggung

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja