Bagaimana pohon berkomunikasi satu sama lain? –. Dalam sebuah buku karya Peter Wohlleben yang berjudul “The Hidden Life of Trees” ada salah satu bab menarik yang membahas tentang bahasa pohon. Menarik bukan kalau kita tahu ternyata pohon atau tanaman juga saling berbicara satu sama lain. Bagaimana cara pohon bisa saling berkomunikasi?
Dalam buku tersebut diulas panjang lebar mengenai komunikasi tanaman atau pepohonan. Hal ini menjadi menarik untuk kita ketahui karena selama ini pengetahuan kita tentang komunikasi hanya sebatas pada manusia dan hewan, sementara pada tanaman masih tergolong minim studi.
Kita perlu mempelajari ini bukan semata tentang komunikasinya, melainkan juga karena terdapat fakta bahwa di balik komunikasi itulah kehidupan setiap spesies sangat bergantung. Semakin baik komunikasinya, semakin baik kemungkinan hidup dan makmur.
Bagaimana Pohon Berkomunikasi?
Mari kita ketahui sisi lain pohon dalam menjalani kehidupannya dengan komunikasi antar pepohonan, termasuk komunikasinya dengan pihak lain seperti merespon angin, air dan ancaman.

Diibaratkan seperti manusia, setiap individu memiliki aroma khas dari tubuhnya yang berbeda-beda satu sama lainnya. Para ilmuwan percaya bahwa feromon dalam keringat menjadi salah satu faktor yang menentukan ketika kita memilih pasangan karena kita bisa tertarik dengan orang lain karena aromanya. Sehingga masuk akal kalau dikatakan kita memiliki bahasa rahasia dari aroma. Hal yang sama dilakukan oleh pohon untuk bisa saling berkomunikasi.
Para ilmuwan menemukan bukti lain bahwa pohon berkomunikasi menggunakan aroma. Mereka memperhatikan sesuatu yang terjadi di padang savana Afrika. Ada jerapah yang sedang makan dedaunan di pohon akasia duri payung dan pohon itu ternyata tidak menyukainya.
Kemudian pohon akasia tersebut mulai memompa zat beracun ke bagian daunnya untuk menyingkirkan jerapah itu. Ternyata si jerapah mencium aroma tersebut dan mendapatkan pesannya. Dia langsung berpindah ke pohon lain yang ada di sekitar area itu.
Menariknya, jerapah itu beranjak hingga berjarak 100 yard atau sekitar 90 meter untuk makan di pohon lainnya. Memang cukup mengherankan, pohon akasia itu memberikan gas peringatan (dalam hal ini ethylene) agar si jerapah tidak lagi memakan daunnya.
Uniknya, pohon-pohon di sekitarnya juga mendapatkan sinyal tersebut dan melakukan hal yang sama, memompa zat beracun ke bagian daunnya untuk mempersiapkan diri. Si jerapah ternyata bijak dalam permainan ini, dia memilih untuk berpindah ke area savana yang lain, di mana dia bisa menemukan pohon yang tidak menyadari apa yang terjadi.
Hal seperti itu juga bisa terjadi di kebun kita. Ketika seekor ulat menggigit bagian daun maka jaringan daun itu akan mengirimkan sinyal listrik, sama seperti yang dilakukan jaringan manusia saat mengalami luka. Namun sinyal pada tanaman dikirimkan lebih lambat dibanding manusia, yaitu sekitar sepertiga inci per menit. Sehingga butuh waktu sekitar satu jam untuk menghasilkan zat khusus dan sampai ke bagian daun untuk merusak makanan hama tersebut.
Pohon memang menjalani kehidupannya di jalur yang lambat, meskipun mereka sedang berada dalam bahaya. Walaupun lambat, tetapi bukan berarti bagian pohon yang ada di atas tidak dapat mengetahui jika ada sesuatu yang terjadi pada struktur pohon lainnya.
Misalnya saja, bagian akar menemukan bahwa mereka sedang dalam masalah. Informasi ini akan disebarkan ke seluruh bagian pohon dan akan merangsang daun untuk mengeluarkan aroma tertentu.
Kemampuan untuk memproduksi zat khusus ini sangat membantu pohon untuk menangkis serangan sementara waktu. Jika serangan itu datang dari serangga maka pohon itu akan tahu dengan pasti mana musuh yang harus mereka lawan.
Baca juga: Belajar Komunikasi dari Pohon
Kehebatan Pohon Melakukan Komunikasi dengan Sinyal
Setiap spesies memiliki saliva yang berbeda dan pohon bisa menyesuaikan saliva dari serangga tersebut. Bahkan menariknya, pohon bisa mengeluarkan feromon yang akan memanggil predator yang menguntungkan sehingga bisa membantu pohon untuk menyingkirkan serangga yang mengganggunya.
Namun kelemahan dari aroma yang dikeluarkan pohon ini adalah cepat terpecah di udara sehingga sering kali hanya bisa dideteksi dalam jarak sekitar 90 meter. Meskipun begitu, aroma ini tetap bisa melindungi dan memberikan sinyal kepada spesies atau tanaman lain di sekitarnya. Menurut Dr. Suzanne Simard dari University of British Columbia, tanaman juga memberikan peringatan satu sama lain dengan sinyal kimia yang disebarkan melalui jaringan jamur yang ada di ujung akarnya.
Akar tanaman bisa tumbuh memanjang hingga dua kali lebih besar dari bagian atas pohonnya. Sehingga sistem akar dari tanaman yang bersebelahan mau tidak mau akan saling memotong dan tumbuh saling tumpang tindih. Kondisi ini membuat tanaman bisa saling mengirimkan sinyal melalui akar.
Serangga dapat mendengar atau memahami peringatan kimia dari pohon dan mencari pohon yang melewatkan peringatan tersebut dengan cara menggigit sedikit bagian daunnya. Jika pohon dalam kondisi yang rusak atau sakit maka ada kemungkinan tanaman tersebut kehilangan kemampuan komunikasinya atau kehilangan jaringan jamur di akarnya sehingga tidak bisa menangkap sinyal peringatan dari pohon di sekitarnya.
Setiap hal yang dilakukan pohon adalah sinyal. Buah di pohon berfungsi untuk menarik perhatian dan mengundang lebah datang. Nektar yang manis adalah hadiah untuk serangga yang secara tidak langsung membantu penyerbukan tanaman. Bahkan bentuk dan warna bunga yang mekar juga merupakan sinyal khusus. Pohon bertindak seperti billboard yang berdiri tegak dengan berbagai sinyal untuk menunjukkan sesuatu atau saling memperingatkan satu sama lain.
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azzam
Baca juga: Lindungi Hutan dari Kerusakan dengan Donasi Pohon Buah