Jum’at (26 Januari 2018), kami dari Yayasan Odesa Indonesia mendatangi rumah warga yang keadaannya memprihatinkan di Kampung Mekarsari, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Pak Enton Supriyatna yang punya tugas verifikasi lapangan atas informasi warga ternyata beberapa bulan sebelumnya pernah melihat keadaan rumah milik keluarga Asep Supriyadi ini.
“Waktu itu kita pernah ke sini. Tapi informasi yang kita dapat rumah ini mendapatkan jatah anggaran pembangunan Rumah Tidak Layak Huni dari pemerintah,” kata Enton.
Setelah mengecek beberapa informasi dari warga, ternyata anggaran dari Pemerintah Kabupaten Bandung tersebut sangat sedikit. Ketua Rukun Tetangga (RT), Ida Saripuddin mengatakan, “bantuan yang akan diterima itu hanya sekitar 5-6 juta sehingga pihak keluarga berpikir ulang menerima. Sebab kalau diterima dan harus segera jadi dalam waktu pendek disertai laporan foto itu sangat tidak mungkin,” katanya.
Hasil pemantauan lokasi, keadaan rumah milik keluarga Asep Supriadi ( 51 tahun) tersebut sangat memprihatinkan. Tiang penyangga utamanya sudah miring dan disangga kayu. Bagian atapnya banyak bocor karena kayu-kayunya rapuh karena dimakan usia. Demikian juga dengan pagar bambunya, sudah lapuk semua. Bahkan pada sebagian atap dapurnya sudah ambrol. Secara umum semua kayu penyangga dan kayu perkakas atap serta pagar sudah tidak bisa digunakan lagi.
Sukardi, seorang tukang bangunan tetangga dekat Asep Supriyadi yang pernah menghitung kebutuhan pembangunan mengatakan prakiraan biaya lazimnya adalah Rp 1,5 juta M2. Kalau dibuat type rumah 45 m2 biayanya mencapai 67,5 juta.
“Biasanya sih nekad kita bangun rumah warga non-perumahan cukup 50 juta dengan penghematan sana-sini. Tapi ini ada dua kelainan. Pertama karena tidak ada satu pun material yang tersisa yang bisa digunakan. Kedua karena lokasi di lereng yang tidak ada akses jalan sehingga banyak biaya akan tersita untuk angkut tenaga kerja,” terangnya.
Sukardi menjelaskan, kalau dibuat tahapan pembangunan bisa dimulai dari uang Rp 30 juta pada satu bulan pertama. Tahap kedua (satu bulan dari awal pembangunan) supaya bisa dihuni butuh biaya Rp 20 juta. Tahap selanjutnya penyempurnaan butuh Rp 17,500 juta. Total ideal Rp 67.500.000.
Ditanya kesediaan warga membantu pihak RT dan beberapa orang yang menemui kami bersedia membantu dengan tenaga untuk beberapa hari kerja. “Maklum pak tidak bisa full kerja bakti rutin harian karena hampir semua warga di sini adalah buruh serabutan. Tapi untuk pembongkaran rumahnya bisa kerja baktinya tanpa anggaran,” kata Sukardi.
Rumah Kayu Asep Supriadi tergolong tua. Tahun 2002, Asep membeli rumah bekas bangunan tahun 1980an yang berdiri di atas lahan seluas 97 meter persegi itu. Mereka hidup bersama empat orang anaknya. Setelah yang sulung menikah, kini tinggal tiga anaknya di rumah tersebut. Semuanya bersekolah, masing-masing di SMK kelas 3, SMP kelas 1 dan SD kelas 4.
Atas dasar perhatian kemanusiaan ini, Enton Supriyatna dari Yayasan Odesa Indonesia bermaksud menggalang dana pembangunan rumah Keluarga Asep Supriadi. Bagi yang ingin berdonasi bisa hubungi relawan Odesa melalui Koordinator Pelaksana Khoiril Anwar 0852-2050-2937 atau Ibu Andini Putri 0822-1938-0003. Rekening Yayasan Odesa Indonesia BRI Unit Sindanglaya Bandung A.H. 763701000854506. A/n Yayasan Odesa Indonesia.-Mudris.