Setiap Hujan, Jalan di Cikawari itu menjadi Kali

Sabtu sore cuaca di kawasan Arcamanik Kota Bandung cukup cerah. Berniat urusan pembibitan tanaman hutan, kami menuju Hutan Penelitian Arcamanik. Melewati jalan Pasir Impun Desa Cikadut hingga kampung sentak Dulang suasana begitu nyaman. Tetapi sampai pada kampung perbukitan Sentak Dulang, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, jalanan aspal sempit itu Nampak melimpah air coklat pekat. Di kota Bandung tidak hujan, pada jarak 6 kilometer dari Lapas Sukamiskin itu dilanda hujan deras.

Jalan aspal sempit yang menghubungkan Kampung Sentak Dulang dan Kampung Cikawari ini sebenarnya tahun 2017 lalu sudah dilakukan perbaikan. Namun setiapkali hujan turun, air dari SD Cikawari itu mengalir turun melalui jalan aspal hingga SD Mekarjaya yang jaraknya sekitar 1 km.




Sabtu, 21 April 2018 jam 12:00 itu, tampak jalan aspal itu mengelupas dan mengeluarkan bebatuan. Tak sampai satu tahun jalan ini mengalami kerusakan yang berat hingga menyulitkan kendaraan bermotor,terlebih kendaraan roda empat.

“Kalau hujan itu memang untuk jalan air, kata rusmana, seorang petani dari Kampung Cisanggarung yang hilir mudik bekerja menanam kelor di Kampung Cikawari. Menurut Ujang, pembangunan jalan di daerah Cimenyan, terutama Desa Cikadut dan Desa Mekarmanik ini tidak serius. Membangun jalan tapi tidak membangun selokan. Lihat saja ini sumber air mengalir kecil-kecil, tapi mengumpul di jalan aspal dan terus melewati aspal sampai SD Mekarjaya,” kata Rusmana menunjukkan sumber aliran air.

Kalau dilihat secara langsung ke lokasi, sebenarnya aliran air itu bisa diatasi. Jika melihat keadaan di lapangan saat aliran air turun seperti hari ini, jelas mudah solusinya. Pertama selokan harus dibenahi terlebih dahulu. Terlalu banyak tanah menggumpal di pinggir jalan dari lereng kebun yang tidak pernah dibereskan sehingga air memilih ke jalan aspal. Kedua, supaya selokan tidak menanggung beban air terlalu banyak, pada pinggir jalan dari sekitar 300 meter di dekat SD Cikawari tersebut sebagian harus digeser ke pinggir ladang.

Kampung Cikawari di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan ini dikenal memiliki banyak problem. Selain banyaknya keluarga Pra-Sejahtera (sangat miskin) yang hidup di rumah tidak layak huni, juga memiliki problem sanitasi yang teramat buruk. Kehidupan warga desa ini bertambah sengsara dengan keadaan infrastruktur jalan yang sangat buruk. Selain buruknya jalan sepanjang 1,5 km dari Sentak Dulang hingga SD Cikawari itu, jalan menuju Oray-Tapa melalui Tareptep sangat parah keadaannya.

Jalan tanpa aspal itu sangat tidak memungkinkan kendaraan lewat karena pada setiap hujan turun, lumpurnya bisa setinggi 40 cm. Demikian juga pada jalan Cikawari menuju hutan Arcamanik yang berjarak sekitar 2km. Banyak sekali bebatuan lepas dari tanah, ditambah sampah plastik bertebaran.

Seorang warga Cikawari, Udin yang sedang lewat sempat mengatakan, kalau kampung halamannya itu tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah.

“Kami sangat lelah dengan keadaan ini. Setiap ada pembangunan hanya sedikit dari panjang jalan yang rusak. Tidak sampai satu tahun aspal pasti musnah dibawa air,” katanya.
Video Kerusakan Parah Jalan Cikawari
Udin menambahkan, buruknya jalan di sekitar Cikawari ini bukan hanya merusak kendaraan dan menyulitkan kerja para petani, melainkan juga menambah beban anak-anak sekolah. “Setiapkali musim hujan sepatu mengalami kerusakan yang lebih cepat,” ujarnya.-Khoiril Anwar.

Baca Kisah Lumpur Cimenyan Kab.Bandung

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja