Pentingnya Wartawan Mewartakan Krisis Lingkungan – Akibat dari adanya masalah pemanasan global, suhu bumi terus meningkat hingga 1,1o C. Terlihat angka yang kecil, tetapi dampak yang ditimbulkan dari kondisi ini sangatlah besar. Kondisi iklim yang berubah-ubah, hingga hujan berintensitas tinggi, banjir, kemarau panjang, dan siklon tropis terus terjadi membuat kondisi lingkungan menjadi semakin memburuk.
Dengan adanya kondisi ini tentu saja berbagai sektor yang bergantung pada kondisi cuaca, seperti pertanian mengalami dampak yang sangat besar. Ketika perubahan iklim terus terjadi maka dapat mengubah ritme musiman, sehingga terjadi penurunan produktivitas hasil pertanian. Belum lagi adanya risiko gagal panen yang menghantui.
Kondisi-kondisi seperti ini tentu saja perlu diberitakan dan menjadi perhatian semua kalangan. Kerusakan lingkungan yang terus terjadi pastinya suatu saat akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh karena itu, isu lingkungan ini perlu diketahui secara luas agar dapat memicu perubahan dan mendorong tindakan untuk menyelamatkan kondisi ekologi dari hal kecil di sekitar.
Majunya Teknologi Tak Sejalan dengan Kondisi Ekologi Saat Ini
Begitu banyak kerusakan lingkungan yang sebenarnya disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Hanya saja hal ini seolah dianggap menjadi sesuatu yang biasa dilakukan dan masih banyak yang belum menyadari sepenuhnya risiko besar yang menanti jika tidak ada perubahan yang kita lakukan.
Miris memang, di saat teknologi dan pendidikan semakin maju, tetapi justru kondisi lingkungan terus mengalami kerusakan tanpa adanya perbaikan yang kita lakukan. Masih banyak orang yang belum menyadari dengan benar tentang tantangan lingkungan akibat kerusakan yang terjadi saat ini.
Padahal sudah banyak terjadi bencana alam akibat kerusakan lingkungan belakangan ini, seperti banjir, longsor, hingga kebakaran hutan skala besar. Dengan adanya pemberitaan tentang kondisi ini tentu seharusnya membuat kita sadar bahwa ada berbagai hal yang sering dilakukan, ternyata berdampak besar pada kelestarian lingkungan.
Kesadaran kita untuk segera bertindak mengatasi masalah lingkungan ini tentunya harus dibarengi dengan tindakan nyata. Kerusakan lingkungan yang sudah terlanjur terjadi akan semakin memburuk jika kita tidak segera mengambil langkah untuk menyelamatkan kondisi ekologi.
Baca juga: Ayo Donasi Hutan untuk Memperbaiki Krisis Ekologi Bandung
Tantangan Ketahanan Pangan Masa Depan
Budhiana Kartawijaya (kanan) mewawancarai petani lokal di Cimenyan Abah Syarif di Kp. Cikawari, Cimenyan, Kab. Bandung
Di Indonesia sendiri, sudah banyak terjadi masalah gagal panen karena terjadinya cuaca ekstrem. Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat petani bawang merah di Brebes misalnya, harus merelakan hampir 50% hasil pertaniannya harus gagal panen karena hujan ekstrem. Bahkan karena kondisi cuaca yang ekstrem juga membuat petani cabai di Jawa dan Sumatra harus merugi.
Jika kondisi ini terus-menerus terjadi maka akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Akhirnya, kita juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Meskipun sebenarnya lonjakan harga pangan ini tidak berdampak besar pada kesejahteraan para petani. Para petani tetap merasakan kerugian karena hasil panen tidak optimal dan masih harus menanggung biaya produksi yang tinggi.
Tentu saja dampak terbesar sangat dirasakan terutama oleh para petani yang jadi semakin terpuruk kondisi ekonominya. Biaya produksi yang tidak sedikit, tetapi masih harus dihadapkan dengan risiko besar kegagalan panen karena kondisi cuaca yang tidak menentu.
Situasi seperti ini jika tidak teratasi dengan baik maka dapat meningkatkan potensi krisis pangan di masa depan. Sistem pangan yang kurang tepat atau tidak menggunakan sistem berkelanjutan dalat berkontribusi dalam masalah krisis iklim. Sementara itu, menurut IPCC, perubahan iklim yang terjadi akan memengaruhi ketahanan pangan di masa mendatang.
Banyak studi yang sudah membuktikan bahwa petani kecil adalah pihak yang paling dirugikan dalam kondisi krisis iklim ini. Jika para petani ini semakin kesulitan untuk mengelola lahannya dan produktivitas pangan menjadi menurun maka tentu saja krisis pangan juga akan memberikan dampak yang luas bagi masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, perlu adanya solusi yang tepat dan adaptasi terhadao krisis iklim bagi petani agar produksi pangan bisa tetap optimal. Hal ini tentu saja tidak bisa dibebankan kepada petani saja, tetapi kita semua juga perlu bergerak dan bekerja sama untuk bisa mewujudkan kondisi ekologi dan ketahanan pangan yang baik di masa mendatang.
Langkah Kecil Kita Bisa Selamatkan Lingkungan
Adanya generasi muda yang tertarik untuk belajar lebih jauh tentang pertanian dan ekologi, seperti para relawan gen Z Odesa Indonesi tentunya menjadi harapan akan ada inovasi di bidang pertanian yang bisa mereka lakukan. Setiap lapisan masyarakat juga perlu bersinergi untuk membantu agar berbagai program terkait lingkungan dan penyelamatan ekologi bisa berjalan dengan baik.
Semakin banyaknya pemberitaan tentang kondisi alam dan lingkungan yang sedang tidak baik-baik saja seharusnya menjadikan kita lebih sadar untuk harus segera bergerak untuk menyelamatkan alam. Memang kondisi seperti ini sangat penting untuk diberitakan seluas mungkin agar semakin banyak orang yang memahami kondisi lingkungan dan mulai paham tindakan apa yang harus dilakukan.
Meskipun tidak dapat berkontribusi secara langsung, tetapi kita tetap bisa berusaha membantu lembaga-lembaga yang bergerak di bidang lingkungan. Kita juga bisa memulai dari lingkungan sekitar dengan mengelola sampah dengan baik dan membangun kebun pekarangan untuk menanam beberapa jenis tanaman yang hasilnya bisa dikonsumsi. Apa saja langkah kecil yang kita mulai saat ini untuk menyelamatkan lingkungan, asalkan dilakukan secara konsisten maka akan memberikan dampak besar di kemudian hari.
Baca juga: Bencana Banjir di Kota: Efek Domino dari Krisis Lingkungan di Perbukitan
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azzam