Kupat, Kelor dan Telor: Bingkisan Bermakna Idul Fitri

Yayasan Odesa Indonesia memanfaatkan kegiatan perayaan Idul Fitri ini dengan kegiatan berbagi 1.000 Ketupat, Kelor dan Telor kepada warga sekebalingbing, babakan, dan pasir kiara desa Cikadut Kabupaten Bandung. Aksi berbagi 1.000 paket masakan yang dilangsungkan Hari Kamis, 28 Mei 2020 ini dikemas dalam model penghindaran kerumunan. Cara yang dilakukan, beberapa ibu petani bertugas memasak, pemuda taninya membagikan ke setiap warga dari pintu ke pintu.

Aksi Ketupat-Kelor dan Telor ini bukan semata aksi karikatif karena yang lebih lebih kepada usaha pengembangan pemahaman solidaritas dan kesadaran pangan bergizi.

Ketupat adalah simbol dari kebudayaan. Sejarah ketupat adalah Kupat yang oleh tradisi nusantara lahir dari pemikiran kebudayaan Sunan Kalijaga yang memberikan makna Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan). Dari pengakuan maaf tersebut dimaksudkan agar gerakan saling memaafkan dilakukan untuk merajut harmoni antar warga. Janur kuning emas dimaknai sebagai pancaran kebersihan jiwa.

Sementara telor merupakan simbolis dari awal spesies baru yang memiliki makna sebagai fitrah, dan juga sebagai awal dari pentingnya pemikiran dan tindakan baru. Telor juga bagian dari pemenuhan protein berbasis hewani yang cukup bagus apalagi disandingkan dengan kelor, sumber pangan bergizi tinggi.

Sementaradaun Kelor merupakan simbol pentingnya gizi berbasis nabati, warna hijau daunnya merupakan makna pentingnya melakukan penghijauan sekaligus bagian penting dari kreativitas agrikulture karena sumber pangan bergizi ini belum banyak dikonsumsi masyarakat.

Sudah empat tahun Yayasan Odesa Indonesia menggerakkan pertanian tanaman kelor dan banyak petani di kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung mulai menanam kelor. Tetapi menurut Odesa Indonesia masih belum semua warga rutin mengonsumsi kelor sebagai sumber pangan harian.

Dengan cara memberikan makanan siap konsumsi, otomatis ratusan warga penerima bingkisan Ketupat-Telor-Kelor itu langsung mengonsumsinya.

Pada pekan-pekan selanjutnya, Yayasan Odesa Indonesia akan kembali mendorong para petani mengembangkan tanaman pekarangan karena setelah berhenti pandemi covid-19 ini urusan pangan merupakan masalah penting yang harus dijawab dengan gerakan kebangkitan pertanian pangan.-Faiz Manshur

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja