Wisata Curug Batu Templek dan Problem Tinja Warga

Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung belakangan ini ramai menjadi tempat wisata alternatif warga Kota Bandung. Selain pemandangan perbukitan yang menawan, keberadaan Curug Batu Templek menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal Kota Bandung. Setiap hari sabtu dan minggu, warga kota berduyun-duyun ke perbukitan di Desa Cikadut yang jaraknya hanya rentang 4-7 km. Di sana banyak orang berswa foto dan menikmati aliran kali Cisanggarung.

Sayangnya, pada aliran kali tersebut tergolong kotor karena warga di atas perbukitan masih banyak yang mengalirkan pembuangan akhir tinja ke kali tersebut.  Warga di Kampung Cisanggarung sampai saat ini belum beres urusan sanitasi, terutama masalah saluran pembuangan akhir tinja. Memang sejak Tahun 2016 Yayasan Odesa Indonesia sudah berhasil membangun 7 Toilet Umum bagi warga perbukitan di Cikadut. Namun tidak serta merta persoalan selesai.

Di balik keindahan Curug Batu Templet Masih Ada Problem Tinja
Bekas galian batu templek yang kini menjadi sarana wisata di desa Cikadut ini memang indah. Tetapi masih ada problem sanitasi karena aliran airnya bercampur tinja warga. Harus segera dibenahi.
Kali Cisanggarung
Kali Cisanggarung yang berada di atas Curug Batu Templek.

Pasalnya, sebagian warga tidak semua terhubung dengan toilet komunal tersebut masih menyalurkan pembuangan akhir tinja ke sungai Cisanggarung. Hal ini yang menjadi keprihatinan kami yang setiap hari sabtu dan minggu sering menyaksikan kerumunan wisatawan di sekitar Curug Batu Templek sementara aliran airnya tersebut masih kotor.  Selain itu juga masih banyak warga yang membuang sampah di kali sehingga saat musim hujan aliran sampah tersebut mengalir ke Curug Batu Templek dan lebih jauh mengalir ke Kota Bandung.

Sampah Kali Cisanggarung Batu Templek
Sampah seperti ini masih terus ada di kali Cisanggarung sekitar Batu Templek.

Kemajuan wisata desa memang harus diperhatikan. Namun jangan lupa juga harus memperhatikan persoalan mandharatnya yang harus segera diatasi, seperti soal tinja yang masuk ke aliran kali dan juga sampah-sampah.

Dengan kata lain, pengelola wisata dan pemerintah desa harus menjadikan masalah sanitasi sebagai prioritas pembangunan. Sanitasi untuk sangat penting karena menyangkut pelayanan wisata. Itulah mengapa sebelum mengundang banyak orang, Yayasan Odesa Indonesia dan RCTI pada tahun 2018 lalu memberikan bantuan pembanguan toilet umum untuk wisatawan di Curug Batu Templek yang sebelumnya para wisatawan sering kencing sembarangan di sekitar kali karena tidak ada toilet.

Sekarang sudah banyak wisatawan datang, tetapi pemerintah belum juga bergiat membereskan sanitasi di kampung-kampung perbukitan Cisanggarung. Apa yang telah disumbangkan RCTI dan kiprah Odesa Indonesia mestinya menjadi stimulus pembangunan lainnya sehingga para wisatawan tidak menjadi korban dari tidak sehatnya lingkungan. Selain itu, wisata juga harus berorientasi pada keselamatan lingkungan di mana pengelolaan sampah harus dioptimalkan.

CIsanggarung
Jarak 2 km dari Curug Batu Templek, keadaan sanitasi warga masih buruk. Perilaku hidupnya belum sehat dan infrastruktur toiletnya masih buruk. Pemerintah Desa mestinya memperhatikan hal ini.

Kita tahu dalam tinja manusia terdapat Bakteri Escherichia coli yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia. Terutama pada anak-anak yang tidak tahu keadaan kebersihan airnya bisa menyebabkan diare, tipus, kolera, hepatitis A, polio, disentri dan lain sebagainya.

Sekali lagi, penting pengelola wisata dan pemerintah segera memperhatikan hal ini karena dampak sanitasi buruk bisa mencelakan banyak orang. [Ahmad Syauqy Ridho]

LIPUTAN CURUG BATU TEMPLEK DENGAN PROBLEM TINJA KALI CISANGGARUNG

Pantauan Liputan6.com, ada sejumlah pipa saluran pembuangan yang bermuara ke Sungai Cisanggarung. Sungai tersebut berasal dari hulu Cikawari yang airnya mengalir melewati kawasan wisata Curug Batu Templek dan terus mengalir hingga ke Cisaranten dan Rancaoray di Gedebage.

Keberadaan Curug Batu Templek, tak dipungkiri menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal Kota Bandung. Setiap akhir pekannya, warga kota berduyun-duyun ke perbukitan di Desa Cikadut tersebut. Di sana banyak orang berswafoto dan menikmati aliran kali Cisanggarung.

“Dulu sih enggak kepikir orang kampung harus ngebuang tinja ke sungai itu akan berdampak masalah. Tinja itu kan kotoran, di sini itu kalau enggak buang ke lembah ya ke sungai,” kata Ujang.

BACA SELENGKAPNYA DI Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan di Sekitar Curug Batu Templek

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja