Pendidikan Karakter dimulai dari Peduli Pohon

Oleh Faiz Manshur. Ketua Odesa Indonesia.

Prinsip Pendidikan Pertanian Peduli Lingkungan Sekolah Samin Yayasan Odesa Indonesia.

Lingkungan hidup adalah sarana hidup bagi kehidupan, bukan hanya manusia melainkan juga bagi semua makhluk hidup yang ada. Manusia tidak boleh egois hanya mengambil manfaat dari lingkungan hidup untuk tujuannya sendiri, melainkan harus peduli terhadap hak hidup alam, seperti pohon, hewan dan tanah.

Lagi pula, tidak ada kehidupan yang sehat jika gerak kehidupan alam tidak seimbang. Tidak akan ada kelangsungan hidup yang baik jika ekosistem tidak terjaga. Karena itu ilmu ekologi terapan menjadi perhatian pengurus Yayasan Odesa Indonesia. Arah pendidikannya masuk pada dua segmen, anak-anak petani dan para petani.

Dimensi pembangunan sumber daya manusia diletakkan pada gerakan lingkungan hidup. Dari sekian banyak tugas manusia menjaga lingkungan hidup, masalah kepedulian terhadap tanaman/pohon sangat penting digalakkan dengan ilmu pengetahuan, bukan sekadar bantuan bibit kepada petani, bukan sekadar memberi rumus-rumus bercocok tanam, bukan pula sekadar gerakan seremoni menanam pohon selanjutnya mati. Memilih jenis tanaman yang bergizi, mengolahnya secara sehat dan juga berdaya guna untuk kelangsungan ekosistem harus menjadi prinsip setiap gerakan pertanian.

Odesa Indonesia melakukan gerakan itu dengan tindakan praktis ekologi langsung di tengah-tengah kegiatan pertanian para petani di Bandung Utara yang lingkungan hidupnya sudah rusak disertai kerusakan sosial. Gerakan Odesa Indonesia bukan sekadar memberdayakan petani dengan penyuluhan, atau training sesaat, atau juga sekadar membagi bibit.

Odesa Indonesia bergiat dalam lapangan kerja ini dengan target goal menghasilkan tanaman yang bermanfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik untuk ekonomi manusia maupun untuk menahan erosi dan menahan karbon agar tidak lari ke langit. Karena tujuannya seperti itu, setiap tindakan selalu berdasarkan prosesing-prosesing pemantauan, termasuk mencari celah untuk kemungkinan mendapatkan pengetahuan lapangan dari sistem kerja etgnografi yang diterapkan.

Manusia dan Pohon

Hewan kecil sampai hewan besar sangat membutuhkan pohon (tanaman) untuk kelangsungan hidupnya. Tetapi proses alamiah ini tidak sebagaimana pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Proses kerja hewan dan kerja tumbuhan dalam memproses kehidupannya sebatas berevolusi; burung menebarkan benih atau hewan besar menebarkan kotoran yang di dalamnya terdapat benih lalu berkembang. Itulah gerak evolusi ekologi yang membentuk ekosistem.

Manusia dengan akalbudi memiliki kemampuan yang lebih. Semestinya bisa merekayasa gerakan tanam lebih cepat dan massif. Biji dan tanaman didomestifikasi kemudian dikembangkan dengan cara yang lebih sistematis dan penyebarluasannya bisa disetting dengan menaruh perhatian skala prioritas. Namun. sampai kehidupan manusia semakin modern dengan ilmu pengetahuan melimpah, hasil akhir dari kehidupan manusia masih lebih banyak merusak alam.

Akibatnya, banyak satwa yang punah karena kepentingan egois manusia. Manusia memandang keuntungan dari material/finansial, dan menganggap aset alam sebagai komoditi semata tanpa mempertimbangkan kebutuhan hewan. Misalnya, populasi monyet di hutan Arcamanik (8 km sebelah utara kota Bandung) terus menyusut akibat keterdesakan manusia yang berekonomi di sana. Huma dan hutan ditebangi diganti café dan villa-villa di kawasan Dago dan Ciburial. Hewan banyak yang punah karena tidak ada optimisme berkembang biak. Apa yang terjadi? Produksi makanan dari pertanian di sekitar Bandung Utara tidak bisa memasok kegiatan wisata manusia. Hampir semua makanan untuk café, restoran dan hotel merupakan produk impor; sebagian murahan tidak sehat dan tidak bergizi. Sebagian mahal namun tetap juga tidak sehat dan tak bergizi.

Tanaman penghasil biji, daun, buah, semakin susut karena ego manusia menanam tanaman hanya yang dipandang menguntungkan secara ekonomi, padahal pada praktiknya petani juga tetap miskin dan terbelakang. Kerusakan itu terjadi karena manusia tidak memandang ekologi sebagai cara hidup yang harus dipertahankan. Manusia hanya memandang ekonomi sebagai cara menghidupi dirinya. Akibatnya banyak proses menuju kepada kematian, bukan penghidupan. Manusianya pun semakin sengsara.


Pendidikan Lingkungan untuk Petani

Prinsip mendidik keluarga petani harus dimulai dengan sikap sabar dan telaten. Menjadi lebih bijaksana dengan berinteraksi panjang bersama petani itu lebih baik ketimbang menerapkan ilmu pengetahuan tinggi tetapi tidak ada keseriusan bertindak.

Bagaimanapun petani adalah aktor terpenting dalam urusan lingkungan hidup, terutama pada sisi ekologi.Mereka yang akan memegang kendali hektaran luas tanah. Karena itu pertanian mesti ramah lingkungan. Dalam proses kerja pendampingan, keuntungan ekonomi harus dibuktikan dalam tindakan ini sekaligus keuntungan ekosistemnya. Dan itu sangat mungkin dilakukan asalkan pola pikir kita tidak kesetanan untuk memburu finansial lazimnya perburuan ekonomi ala industry dan jasa di perkotaan.

Baik petani maupun anak-anak petani di bawah Yayasan Odesa Indonesia akan selalu mendapatkan pengetahuan dasar lingkungan secara popular penuh keakraban dan kesabaran. Dengan kegiatan bertani itu mereka akan mendapatkan prinsip utama dalam kegiatan pertanian sebagai berikut:

1. Kita hidup butuh makan, pakaian dan rumah. Dari tanaman itulah kita bisa makan dan berbusana, bahkan membangun rumah. Makanan yang baik adalah yang sehat bergizi. Memilih jenis makanan harus pintar. Ilmu pengetahuan sudah banyak memberikan penjelasan. Misalnya, bahan pangan terbaik dari tanaman bergizi seperti kelor, sorgum, hanjeli dan buah-buahan yang ditanam secara organik. Selanjutnya pengolahannya pun harus sederhana, tidak banyak matarantai proses apalagi harus diawetkan, terlebih pengawetannya memakai bahan kimia. Bahkan pada saat tanam harus disertai tindakan bijaksana, yakni tidak memakai pupuk kimia yang merusak lingkungan dan juga merusak kandungan gizi hasil panen. Dari situlah kita mendapatkan sumber nutrisi yang baik. Makanan fresh dan diawetkan itulah yang mesti dikonsumsi manusia. Pendidikan dalam urusan pohon/tanaman hingga masakan butuh ilmu pengetahuan. Sekarang ilmu pengetahuan telah melimpah. Tinggal kita belajar mana tanaman yang menghasilkan makanan bergizi dan menyehatkan. Menanam perlu ilmu, mengolah hasil panen juga butuh ilmu pengetahuan.

2. Hidup tidak sekadar urusan makanan. Manusia harus sehat dan bergizi, demikian juga hewan harus mendapatkan itu. Dan yang lebih penting lingkungan juga harus sehat. Lingkungan yang sehat membutuhkan air yang sehat dan udara yang sehat. Keduanya dihasilkan dari tanaman, kemudian disusul dengan sikap atau perilaku kita sebagai manusia. Kita tidak bisa lagi hidup penuh emosi negatif seperti menuntut air melimpah sementara pohon ditebangi karena hanya dari pohon itulah air terjaga. Kita tidak boleh marah-marah menuntut udara bagus sementara yang ditumbuhkan adalah industri, termasuk kendaraan produsen polusi. Jangan kita berharap desa-desa kualitas lingkungannya akan baik kalau yang digarap adalah wisata tanpa kepedulian lingkungan. Sebab banyak perilaku orang kota membangun desa tanpa mengenal gerakan ramah lingkungan. Wisata berjalan, makanan impor menyisakan sampah plastik. Orang kota hilir-mudik memasok polusi ke desa-desa, sementara petani kehilangan produksi karena tidak mendapatkan kesempatan memproses kemajuan bersama dalam bidang agriculture. Jadilah kita kaum barbar yang niatnya bersenang-senang selanjutnya mengakibatkan kecelakaan berkelanjutan.

3. Tanaman tidak hanya berguna bagi manusia, melainkan juga berguna bagi kelangsungan kehidupan hewan sekaligus tanah. Tanah yang sehat adalah tanah yang dihidupi oleh tumbuhan beserta makluk hidup lainnya. Tanah yang sakit adalah tanah pucat yang tidak terlindungi oleh tanaman. Makanan tanah adalah dedaunan dan proses kerja kotoran hewan. Manfaat pohon yang lain adalah menguntungkan makhluk hidup dengan proses kerja fotosintesis yang kemudian dengan hasilnya dedaunan yang banyak akan memperbaiki kualitas udara; menahan karbon lari dari bumi, dan pohon juga bekerja untuk kesuburan tanah. Bersama tanaman dan hewan yang hidup secara seimbang itulah kehidupan manusia akan lebih sehat dan bahagia.

Sekolah Tani Odesa Indonesia Memperbaiki Sumber Daya Manusia Desa

1 komentar untuk “Pendidikan Karakter dimulai dari Peduli Pohon”

  1. Pingback: Sekolah Samin: Melayani Anak Petani dengan Empati – Odesa Indonesia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja