Pembibitan Tanaman Harus Menjadi Tradisi Petani

Krisis lahan, produksi pertanian tidak berkembang, banyak potensi alam terabaikan. Pembibitan dan penyebaran tanaman harus digerakkan.

Kawasan Bandung Utara (KBU) dilihat oleh Yayasan Odesa Indonesia sebagai alam yang mempesona sekalipun penuh problematika. Ada krisis lingkungan yang hebat, ada ribuan keluarga buruh tani pra-sejahtera, ada ribuan petani masih hidup dalam golongan sejahtera I, anak-anak tidak bersekolah, sanitasi yang buruk dan lain sebagainya.

Menurut Faiz Manshur, ketua Yayasan Odesa Indonesia, hal itu disebabkan tidak seriusnya pemerintah dalam memahami dan mengambil tindakan sejak awal. Pembiaran dari tahun ke tahun mengakibatkan beberapa dampak besar, bukan saja menyangkut sekitar 100.000 penduduk Cimenyan, melainkan juga menyangkut jutaan penghuni Kota Bandung.

Selama ini Kawasan Bandung Utara (KBU) lebih dikenal sebagai lokasi dengan kabar pesona indah karena objek wisata seperti Dago Pakar, Tebing Keraton dan foto-foto pemandangan yang eksotik. Namun sedikit orang yang memahami Kawasan Bandung Utara sebenarnya merupakan kawasan yang parah dalam hal lingkungan dan tragedii kemanusiaan.

“Erosi akibat pembangunan sembarangan, pertanian yang tak ramah lingungan, kehidupan warga buruh tani penyandang pra-sejahtera adalah fenomena yang menonjol di Cimenyan,” kata Faiz manshur, Minggu 5 November 2017, setelah kegiatan mendampingi anak-anak desa yang mengikuti kursus Bahasa Inggris di Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.



Pembibitan sebagai strategi

Salahsatu langkah yang ditempuh Odesa dalam mengatasi persoalan adalah melakukan kegiatan produksi pembibitan. Menurut Faiz pembibitan tanaman obat atau tanaman pangan lain sangat penting digerakkan di Cimenyan karena masih banyak kebutuhan bibit tanaman untuk para petani. Ada kebutuhan bibit pohon besar untuk jangka panjang, bibit pohon sedang untuk penghasilan tahunan, dan juga bibit tanaman pendek yang bisa memberi manfaat pangan, termasuk bibit tanaman untuk skala tani pekarangan.

“Kegiatan pembibitan harus menjadi tradisi. Karena itu kami serius mendorong kegiatan para petani untuk memulai membibitkan sendiri. Sebab selama ini adanya bibit baru hanya mengandalkan sumbangan dari pemerintah. Selain jumlahnya sedikit terkadang juga keliru konsep.Dan itu tidak cepat dalam mengubah keadaan menjadi lebih baik sebab antara jumlah bibit yang ditanam dengan dan hilangnya lahan pertanian tidak sebanding,”papar Faiz.

Setelah puluhan ribu bibit kopi tahun lalu disebarkan, pada tahun 2018 nanti odesa Indonesia akan menambah sekitar 100.000 bibit kopi untuk petani. Sebagian dibagikan secara gratis sebagai kegiatan pendampingan sebagian lagi dijual bagi petani yang mampu. Faiz menyatakan perlu subsidi silang dalam gotong-rotong. Sedangkan 10.000 bibit kumis kucing sudah menyebar dan menjadi bagian tanaman pekarangan di masyarakat.




“Kelor dan Daun Afrika tahun ini sudah mulai berjalan. Membibit sendiri itu langkah strategis. Punya duit banyak pun kalau urusan bibit akan sulit berkembang. Sebab belum tentu ketersediaan bibit sesuai yang kita inginkan,” Kata Faiz.

Menurut Faiz Manshur, kultur produksi seperti pembibitan harus diperkuat di masyarakat. Petani punya modal dasar bekerja, punya lahan sekalipun kecil, punya pupuk berserakan, dan menurutnya hal ini akan menjadi bagian penting dalam proses kemajuan ekonomi para petani.

“Cimenyan harus menjadi kegiatan produksi, bukan konsumsi. Selama ini petani terjerat dalam kultur konsumen. Hampir semua usaha tani membutuhkan modal uang, dan itu merugikan karena sudah lemah ekonomi namun harus membeli. Kita mengubah cara pandang dan laku ekonominya,” jelas Faiz.-Adi/test.odesa.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja