Literasi kelor untuk anak-anak di Desa Mekarmanik

Literasi Kontekstual Efektif untuk Atasi Kemiskinan di Desa

Program literasi kontekstual bagi masyarakat desa bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi kemiskinan. Masyarakat prasejahtera di desa umumnya adalah mereka yang tidak bisa mengakses pendidikan hingga jenjang yang tinggi.

Bukan hanya karena jarak atau biaya pendidikan, banyak juga yang masih memiliki pemikiran bahwa pendidikan tidak penting. Lebih baik bekerja dan mencari uang.

Bagaimanapun pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kesejahteraan seseorang. Lewat pendidikan seseorang dilatih untuk menyelesaikan masalah, membangun pola pikir, dan pada gilirannya akan berdampak pada kualitas hidup.

Baca juga : Perpustakaan Desa Untuk Mengatasi Rendahnya Literasi

Literasi Kontekstual

Literasi kontekstual untuk masyarakat desa tentang pertanian
Literasi pertanian untuk anak-anak desa

Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang membentuk pola pikir tertentu, yang salah satu akibatnya memandang pendidikan itu tidak penting. Orang seperti ini tentu akan sulit menerima program-program literasi.

Namun bukan tidak mungkin orang-orang dengan tingkat pendidikan formalnya rendah tidak bisa dijejali pendidikan. Salah satu model pendidikan yang efektif adalah literasi kontekstual.

Literasi kontekstual lebih mengedepankan keterampilan proses, eksperimen, demonstrasi, dan diskusi. Materinya juga bisa disesuaikan dengan kondisi atau masalah yang ada di lingkungan sekitar.

Dengan demikian, kehadiran literasi kontekstual bagi masyarakat desa bersifat lebih aplikatif, tidak mementingkan gelar tertentu. Literasi kontekstual bisa disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi di pelosok pedesaan, misalnya soal ekologi, kecukupan pangan, hingga perekonomian.

Praktik pendampingan literasi Odesa bersama anak-anak desa
Praktik pendampingan literasi Odesa

Edukasi yang diberikan dengan metode literasi kontekstual ini bisa langsung menjadi solusi efektif bagi masyarakat. Ketika pembelajaran tersebut bisa terus berlanjut maka lingkungan perdesaan pun akan terus berkembang.

Demikianlah alasan mengapa Yayasan Odesa Indonesia memilih menjalankan literasi kontekstual. Contohnya, para petani diberikan edukasi langsung untuk membudidayakan tanaman buah-buahan.

Literasi kontekstual mengajarkan setiap orang untuk peka pada masalah dan potensi lingkungan sekitar. Jika tadi berbicara soal tanaman buah, dengan literasi kontekstual masyarakat bisa cakap dalam memanfaatkan hasil alam yang ada di sekitar.

Bahkan kecakapannya tidak hanya sekadar pada satu aspek. Selain cakap menciptakan peluang ekonomi, masyarakat juga mampu untuk memanfaatkan buah-buahan sebagai pemenuhan gizi keluarganya, memulihkan lahan, dan lain-lain.

Baca juga : Literasi Bisa Mengatasi Kemiskinan

Strategi Literasi Kontekstual

 

Praktik literasi kontekstual masyarakat desa

Penting untuk membuat strategi melangsungkan literasi kontekstual bagi masyarakat desa agar gerakan ini berjalan dengan optimal.

1. Tentukan tujuan jangka panjangnya

Dengan menentukan tujuan jangka panjang, Anda bisa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar terlebih dahulu sebelum menentukan apa pun. Dari sanalah Anda akan melihat masalah yang harus segera dicari solusinya.

Misalnya, ada masalah lahan yang kritis sehingga perlu penanganan ekologi yang efektif dan efisien. Maka solusi itulah yang menjadi tujuan jangka panjangnya.

2. Perhatikan karakter masyarakat desa

Karakter masyarakat desa berbeda-beda karena meskipun sama-sama tinggal di desa kondisi alam dan sosialnya memiliki kekhasan masing-masing.

Oleh karena itu, mengenali karakter masyarakat desa sasaran dengan baik akan membantu Anda mengetahui cara jitu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tersebut.

Untuk menyukseskan suatu misi, memang dalam banyak hal Anda perlu menyesuaikan diri dengan masyarakat yang dituju. Nantinya, proses literasi kontekstual bagi masyarakat desa bisa berjalan efektif dan lancer saat sudah paham medan.

3. Buat desain pembelajaran yang relevan

Sebaiknya desain pembelajaran dibuat dengan banyak praktik dibanding materi teoritis. Desain pembelajaran literasi kontekstual ini mesti mengadopsi prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa yang berorientasi pada penyelesaian masalah konkret.

Tantangan lainnya adalah bagaimana caranya menyediakan desain pembelajaran yang inklusif. Misalnya, materi bisa dipahami bahkan oleh orang yang masih belum lancara membaca.

4. Mengukur keberhasilan dengan evaluasi bertahap

Pada dasarnya, setiap kegiatan pendidikan mesti ada proses evaluasi. Lewat proses inilah kita bisa mengukur sejauh mana peserta didik bisa mengaplikasikan pembelajarannya.

Tak hanya bagi peserta didik, evaluasi juga berguna sebagai bahan perbaikan bagi penyelenggara pendidikan, sehingga proses pendidikan berjalan secara dinamis.

Perlu diingat bahwa hasil dari program pembelajaran seperti ini tidak bisa didapat dalam waktu singkat. Perlu banyak eksperimen dalam tiap prosesnya. Jika Anda berhasil menjalankan proses ini semua, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Ilmu yang diamalkan masyarakat akan lestari bergenerasi.***

 

Penulis: Arinda Eka Putri

Penyunting: Abdul Hamid

Admin: Fadhil Azzam

Baca juga : Langkah Konkret Praktik Literasi Gizi Untuk Masyarakat Desa

Keranjang Belanja