Di Bandung, Puluhan Ribu Tanaman Kumis Kucing dikembangkan

Kumis Kucing itu tanaman yang baik untuk kesehatan. Rebusan daun Kumis Kucing bisa menjadi minuman yang menyehatkan badan. Pohon Kumis Kucing mudah ditanam di manapun, termasuk di area terbatas. Dan yang terpenting, Kumis Kucing secara resmi sudah mendapat legalitas sebagai herbal oleh Kementrian Kesehatan RI.

Kalau di daratan Cina, tanaman Kumis Kucing sebagai salahsatu produk herbal bukan barang aneh. Ada jutaan hektar tanaman Kumis Kucing yang dikembangkan di Cina. Di Malaysia tanaman Kumis Kucing juga bagian dari industri yang cukup berkembang. Sedang di Indonesia, sejauh ini pasokan untuk industri herbal Kumis Kucing masih terbilang kekurangan. Namun sekarang di Bandung, tanaman Kumis Kucing mulai dikembangkan secara massal melalui gerakan hijau oleh Organisasi Odesa-Indonesia.

Bagi Ujang (37 tahun), Ketua Kelompok Tani Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, tanaman Kumis Kucing merupakan hal yang baru.Sebelumnya ia dan para petani di desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Kumis Kucing hanyalah tanaman liar yang tidak berguna secara kesehatan maupun secara ekonomi. Itu semua karena tidak tahu. Namun seringnya bergiat bersama organisasi Odesa-Indonesia, ribuan pohon Kumis Kucing ia tanam bersama para tetangganya.

“Daun dan pohon Kumis Kicing untuk dijual juga laku. Namun pada masa awal ini kami punya target menjadi minuman sehari-hari. Terbukti badan lebih segar. Kami mendapatkan ilmu tentang Kumis Kucing dari Odesa-Indonesia yang sering mengajarkan jenis-jenis tanaman baru. Selain itu kami juga sering membaca tulisan-tulisan dari internet yang dibagikan oleh teman-teman dari Odesa. Dari situlah kami kemudian mengembangkan Kumis Kucing,” katanya kepada test.odesa.id

Odesa-Indonesia pada awal tahun 2017 berhasil membibitkan 25.000 bibit Kumis Kucing. Kebanyakan bibit-bibit Kumis Kucing tersebut dibagikan secara gratis kepada petani sebagai bantuan untuk peningkatan penghasilan ekonomi selain membantu bibit tanaman kopi. Kumis Kucing menjadi tanaman pendamping petani kopi karena bisa dipanen lebih cepat.

Yanti Komariah (47 tahun), seorang penjual tanaman obat dan ahli tatakelola tanaman hias di kawasan Lapangan Pacuan Kuda/Sport Jabar Center Kota Bandung juga banyak mengembangkan tanaman obat yang bunganya putih menawan ini.

“Kumis Kucing itu mudah dikembangkan. Manfaatnya ada dua. Sebagai tanaman obat tinggal merebus daunnya. Sebagai hiasan pekarangan sangat eksotik ditanam di dalam pot atau pinggir-pinggir selokan di perumahan,” katanya.

Menurut Yanti, tanaman kumis kucing ini mudah sekali dirawat. Ia menyarankan agar orang-orang di perkotaan membudidayakan kumis kucing melalui polybag atau pot. Dalam satu pot ukuran 30 Cm, bisa ditanam 5-6 pohon sekaligus. Media tanamnya mudah, sepertiga tanah gembur, sepertiga sekam dan sepertiga pupuk kandang. Selanjutnya rajin disiram air, terutama saat musim kemarau. Daun kumis kucing akan selalu menghijau dan bisa melebar manakala tidak terlalu lama terkena sinar matahari. “Kumis Kucing lebih pas ditanam di bawah rerimbunan,” terangnya.

Salahsatu informasi terbaru tentang tanaman Kumis Kucing dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia www.kemenkes.go.id menyatakan, tanaman ini telah dikenal sebagai penghancur batu di ginjal atau saluran kencing. Sifat diuretiknya membantu membuang asam urat berlebih melalui kencing. Cara meramunya, siapkan daun kumis kucing kering 10 gram, meniran kering 10 gram, sawi tanah kering 10 gram, jahe merah memar kering 15 gram, dan kapulaga kering 10 gram. Rebus semua bahan bersama satu liter air sampai tersisa 500 ml. Gunakan untuk diminum tiga kali sehari. -Mudris

2 komentar untuk “Di Bandung, Puluhan Ribu Tanaman Kumis Kucing dikembangkan”

Tinggalkan Balasan ke admin Batalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja