Buah Tin sebagai Sumber Gizi Penting Orang Desa

Memperkuat pangan bergizi bagi orang desa dengan pengembangan Buah Tin adalah kebutuhan.

Setelah program pembibitan Kelor dan gerakan tanam Kelor (Moringa Oleifera) berlangsung, kini Yayasan Odesa Indonesia melalui Grup Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) mendesain gerakan pengembangan tanaman bergizi lain yaitu Pohon Buah Tin. Pengembangan Pohon Tin ini berbareng dengan pengembangan tambahan beberapa jenis tanaman pangan lain seperti Jeruk, Terong Belanda, Bunga Matahari, dan buah Bit.




Proses pertama adalah ujicoba, dilakukan sejak akhir tahun 2016. Beberapa pohon Tin dikembangkan secara normal tanpa kreativitas khusus membuktikan kecocokan di tanam di Pasir Impun Cimenyan Bandung. Pohon Buah Tin berkembang baik. Pada ujicoba penananam dengan perawatan yang lebih serius menghasilkan percepatan yang lebih baik.

Awal bulan Pebruari 2018 ini oleh Ketua Grup Taoci Ujang Rusmana ditanam 120 pohon, dan pada bulan maret nanti akan ditambah mencapai 500 bibit. Pembibitan ini sebagai modal dasar untuk menghasilkan bibit Tin yang lebih luas pada tahun mendatang. Pencarian bibit terus dilakukan, namun ketersediaan barang sangat terbatas. Banyak pembibit di Bandung yang hanya mampu menyediakan skala terbatas.

Keadaan ini sama seperti ketika Petani Taoci hendak menanam ribuan pohon Kelor ternyata dibatasi oleh jumlah bibit yang sangat minim. Karena pemburuan bibit stek dari perkotaan sangat terbatas sehingga muncul ide pembibitan dilakukan melalui biji. Satu tahun berjalan puluhan ribu bibit kelor berhasil dikembangkan. Sebagian dibagikan kepada petani secara gratis sebagaian dijual ke luar daerah.

Sekarang bibit Tin juga sangat terbatas, dan belanja dalam jumlah besar tentu merupakan problem lain. Harga bibit Tin yang paling muda antara Rp 40.000-70.000. Ini bukan masalah karena soal harga memang sudah lazim jika ditinjau dari sisi usaha. Namun menjadi masalah manakala kebutuhan tanam dalam jumlah ribuan disertai biaya transportasi menjadi tinggi. Selain membutuhkan modal besar juga harus belepotan mengumpulkan satu persatu pembibit yang sangat menyita waktu tentunya.

“Saya sendiri tidak bisa menyediakan banyak bibit. Hanya mampu beberapa buah karena selalu habis,” kata Agus Komara, seorang pembibit tanaman di Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 6 Pebruari 2018.

Agus Komara mengisahkan kalau bibit Tin itu sebenarnya tidak sulit dikembangkan namun karena permintaan dan stok di pembibit masih sangat sedikit sehingga banyak pesanan tidak terlayani.
Hasil diskusi dengan Agus Komara tersebut menyimpulkan harus ada langkah lain, yaitu menabung dalam jangka panjang, tidak tergoda cepat-cepat dijual dan terus mengembangkan pada lahan luas. Inilah solusi terbaiknya; telaten membibitkan sendiri, bersabar setidaknya satu tahun ke depan untuk kemudian baru disebarluaskan kepada pembibit lain, bukan kepada konsumen biasa supaya terjadi perluasan pembibitan lebih luas.

Situs Website Agris FAO pda tahun 1980an pernah melakukan penelitian varietas untuk tujuan konsumsi segar. Terdapat 272 jenis yang berbeda. Dari jumlah itu terdapat 31 varietas yang dinilai menjanjikan untuk dikonsumsi karena nilai gizinya yang tinggi. Dan dari ke 31 varietas tersebut sebagian sudah masuk ke Indonesia dan berkembang di kalangan pembibit dan penghobi tanaman (belum masuk petani tradisional).


Manfaat Buah Tin/Buah Ara

Buah Tin atau Buah Ara atau Fig memiliki nama latin Ficus Carica L. Rumpun tanaman Buah Tin ini disebut oleh The National Center for Biotechnology Information advances science and health merupakan sumber genetik penting dunia karena memiliki nilai ekonomi dan gizi yang tinggi. Tanaman buah Tin juga sangat penting untuk ekosistem hayati di hutan karena menjadi sumber makanan penting bagi hewan.

Bagian buah yang bisa dikonsumsi biasanya daging buahnya baik dalam kondisi segar maupun kering. Pada buah kering telah ada penelitian dengan sajian sumber penting vitamin, mineral, karbohidrat, gula, asam organik, dan senyawa fenolik. Buah tin memiliki sumber senyawa fenolik. Buah Tin segar dan kering juga mengantung serat dari polifenol dalam jumlah tinggi.

Pada buah, akar dan daun sudah memiliki bukti untuk pengobatan seperti gangguan pencernaan, kholik, kehilangan nafsu makan atau diare. Demikian juga telah banyak terbukti untuk mengatasi masalah pernafasan dan seperti sakit tenggorokan, batuk, bronkritis dan bisa digunakan untuk mengatasi beragam jenis peradangan.

Rasanya yang sangat enak sangat potensial sebagai makanan kelas tinggi, hidangan tamu yang menyenangkan setiap orang. Dan pada keperluan pemanis makanan lain sangat mendukung.
Buah Tin bagian penting dari pertanian Indonesia.




Yayasan Odesa melalui Grup Taoci akan mengondisikan pemuliaan tanaman ini dengan beberapa tahapan. 1) pengumpulan bibit untuk dikembangkan dengan 3 jenis varietas berbeda. 2) Penyebaran di kalangan petani Pekarangan yang telah mendapatkan pendidikan,3) pengembangan pada lahan luas di Kawasan Bandung Utara, 4) penjualan umum.

Tujuan pengembangan Pohon Buah Tin/Ara Yayasan Odesa ini adalah untuk mengusahakan makanan/buah bergizi dan nilai ekonomi bagi para petani golongan peasant. Selain Kelor sebagai bahan penting gizi rumah tangga petani, buah Tin juga penting dikembangkan karena rasanya yang enak tanpa pengolahan sekalipun.

Dengan model pertanian buah Tin seperti itu masyarakat akan bisa mengakses sumber gizi berkualitas. Ini sangat penting digalakkan agar anak-anak, remaja dan ibu menyusui di perdesaan yang miskin sumber pangan bergizi bisa mendapatkan gizi baik dari buah Tin.–Faiz Manshur.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja