Bandung Utara Paling Tepat untuk Ladang Amal Sosial dan CSR

Kawasan Bandung Utara (KBU) dikenal sebagai kawasan miskin dan tertinggal. Ribuan keluarga buruh tani selain banyak yang menyandang status kemiskinan tingkat parah, juga mengalami ketertinggalan pola hidupnya. Sekalipun jaraknya dekat dengan Perkotaan Bandung, namun kehidupan warganya jauh dari kelaziman kehidupan modern.

Menurut Ketua Divisi Kebijakan Publik Yayasan Odesa Indonesia, Khoiril Anwar Rohili, tiga kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung, yaitu Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi tersebut sangat memprihatinkan.

“Ada banyak keluarga miskin yang butuh dukungan ekonomi rumah tangga karena rata—rata penghasilan keluarganya hanya Rp 500-600 ribu perbulan untuk kehidupan 3-4 anggota keluarga. Ada banyak kampung sanitasinya sangat buruk,” katanya kepada test.odesa.id, Rabu 7 Juni 2017.

Selain itu menurut Khoiril, banyak juga keluarga dari kelompok buruh tani yang sulit membiayai anaknya sekolah sampai SMA. Pada kampung-kampung radius 5-15 km dari Kota Bandung, mayoritas warga hanya bersekolah sampai SD. Sebagian memang bisa sekolah SMP, dan sebagian kecil sekolah SMA.

“Sekolah menjadi perkara sulit. SMP memang gratis, tapi tidak ada transportasi publik sehingga setiap anak sekolah SMP atau SMA harus punya kendaraan bermotor. Itu memberatkan orang tua yang penghasilannya hanya sekitar Rp 40-50 perhari dengan durasi kerja antara 10-15 hari,” katanya.

Alasan itulah yang membuat Yayasan Odesa Indonesia gencar menggalang partisipasi warga kota yang mampu secara ekonomi, termasuk mendorong para perusahaan untuk mengimplementasikan program CSR di kawasan Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi.

“Ada kebutuhan amal sosial seperti bantuan beras dan minyak goreng. Ada juga bantuan pakaian layak. Dibutuhkan pula setiap awal tahun ajaran baru bantuan operasional sekolah siswa dan juga ada kebutuhan seperti pembangunan rumah tidak layak huni, sarana Mandi, Cuci, Kakus (MCK) dan juga sarana air bersih untuk keluarga di kampung-kampung,” jelas Khoiril.