Bu Aas, Rumah Menumpang Penghasilan Kurang

Janda tiga Anak, bekerja tiga hari dalam seminggu. Tinggal menumpang di rumah warga. Ketiga anaknya menganggur.

Bu Aas (55 tahun), seorang ibu dengan tiga anak ini hidup tanpa rumah. Ia menjanda ditinggal suaminya tanpa aset apapun. Saat ini ia menumpang di rumah saudaranya dengan kamar satu ukuran 8x 3 meter. Lokasi tinggalnya di Kampung Sekabalingbing RT 01/RW 10, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung,

Tinggal bersama ketiga anaknya yang semuanya menganggur. Anak pertamanya usianya 33 tahun, sudah cerai dua tahu lalu. Anak keduanya berumur 21 tahun, dan anak ketiga berumur 7 tahun.

Ketika Odesa.id mendatangi tempat tinggalnya untuk mengantarkan bantuan beras dari Alumni Elektro ITB-86, Bu Aas sedang tidak berada di rumah, bekerja di Komplek Taman Melati Pasir Impun. Bantuan beras 5 Kg tersebut diterima Anaknya, Suminar.

Menurut keterangan Suminar, ibunya bekerja dalam seminggu 3 hari bekerja. Selebihnya menganggur. Di rumah itu, berempat mereka tinggal dalam satu kamar. Hanya ada tempat duduk satu kursi dan satu lemari pakaian.

“Dapur menumpang di rumah tetangga. WC juga,” kata Suminar, anak pertama Bu Aas kepada Odesa.id, Kamis, 6 April 2017.

Karena keluarga Bu Aas tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari, sejak cerai dari suaminya tiga tahun lalu ia hidup bergantung pada bantuan dari saudaranya yang tinggal di Sumedang. “Kadang mengirim 150 ribu, kadang 200 ribu setiap bulannya,” katanya.

Menurut keterangan Ansor, Anggota Badan Permusyawatan (BPD) Desa Cikadut, Bu Aas ini hidup serba kekurangan. Ia ingin punya rumah. Ansor pernah membantu dengan membawa persoalan ini ke Pemerintahan Desa.

“Tapi terhambat oleh aturan. Soalnya jenis bantuan pemerintah itu hanya untuk Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Syarat mendapatkan Rutilahu itu memiliki tanah dan bangunan yang rusak. Nah, ini Bu Aas tidak punya tanah, ia hanya menumpang,” kata Ansor.

Ansor berharap ada kelompok dari kalangan Swasta yang bisa membantu dengan membelikan tanah murah Rp 15 juta. Sedangkan prakiraan pembangunan rumah yang cukup diprakirakan antara Rp 17 juta.

“Kalau ada yang membantu finansial itu, nanti kami bersama Pak RT dan Pak RW akan membantu mengusahakan tanah dan pembangunannya,” kata Ansor berharap.-Agung Prihadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja