Bandung Utara Tertinggal 30 tahun, Odesa Galang Partisipasi Orang Kota

Kawasan Bandung Utara terutama di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi selama ini jauh dari pemberitaan yang objektif. Kebanyakan pemberitaan didominasi oleh berita wisata dan kuliner. Karena dominasi tersebut, menurut Ketua Yayasan Odesa Indonesia Faiz Manshur, masyarakat di Kota Bandung atau luar Kota Bandung tidak mengetahui detail situasi kehidupan warga di tiga kecamatan tersebut yang tertinggal.

“Kami menilai situasi kehidupan Bandung Utara ini tidak wajar karena banyak warga di Kampung-Kampung hidup tertinggal jauh. Jarak dari Kota Bandung sangat dekat. Cukup 30 menit masuk ke desa Cikadut bagian atas, Desa Cimenyan bagian atas. Terutama di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan, banyak warga di yang kehidupannya terlantar,” kata Faiz Manshur kepada test.odesa.id saat pertemuan pelatihan Tanaman Obat bersama warga Sentak Dulang Mekarmanik Cimenyan di Sekebalingbing, Jumat, 28 April 2017.

Menurut Faiz Manshur, perkampungan di Kawasan Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung tersebut tertinggal 30 tahun dari kehidupan warga perkotaan karena buruknya infrastruktur jalan, kurangnya sekolahan, dan program pemerintah yang tidak memihak kepada warga miskin. Menurut Faiz, Modernisasi di Kawasan Bandung Utara hanya televisi, listrik dan radio. Sinyal ponsel pun sangat sulit didapat sehingga komunikasi warga sulit. Tidak ada modernisasi pertanian sehingga banyak petani menjual tanah kepada orang Kota.

“Kecamatan Cimenyan, termasuk Kecamatan Cilengkrang dan Cileunyi ini secara administrasi bermasalah karena tidak diperhatikan serius oleh Bupati Kabupaten Bandung. Selain jaraknya jauh, Bupati Kabupaten Bandung juga tidak punya terobosan program yang serius mengatasi masalah rakyatnya di akar rumput,” paparnya.

Karena alasan tersebut, Yayasan Odesa Indonesia mengambil konsentrasi penuh untuk kegiatan di Kawasan Bandung Utara dengan meletakkan gerakan pendidikan informal di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, konsentrasi kegiatan Odesa diletakkan pada manusia karena kerusakan lingkungan menjadi tanggungjawab manusia yang tinggal di kawasan Bandung Utara tersebut.

“Mustahil perbaikan lingkungan hanya dengan gerakan menanam pohon. Kita harus terjun bersama memperbaiki pola pikir, memperbaiki pola usaha dan memperbaiki model relasi hidup warga. Petani itu tidak sulit diajak berubah asalkan ada yang mendampingi secara sungguh-sungguh,”jelasnya.

Mengajak Orang Kota Berkegiatan
Melalui Odesa Indonesia Faiz juga menyerukan agar masyarakat di Kawasan Perkotaan Bandung dan Kota lain yang peduli kemanusiaan dan lingkungan untuk terlibat aktif berkontribusi. Yayasan Odesa didesain sebagai gerbong partisipasi kepedulian terhadap warga lapisan bawah. Banyak orang kota yang bisa mendermakan ilmu pengetahuannya, waktu dan donasinya untuk mengubah keadaan.

“Kami berharap teman-teman di Perkotaan dari kalangan Dosen, Peneliti, Dokter, Pengusaha, Jurnalis, Aktivis Organisasi Sosial kemasyarakatan untuk turun ke lapangan dengan membawa program kegiatan seperti pelatihan wirausaha, pelatihan agribisnis, amal sosial pangan, amal sosial kesehatan dan lain sebagainya,” katanya.

Selain kegiatan yang menyasar pada dimensi pemberdayaan seperti itu, Yayasan Odesa Indonesia juga menggarap program kerjasama untuk memperbaiki ribuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan pembangunan sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) komunal dan juga pembangunan teknologi tepat guna untuk pengairan. -Ina/odesa.

BACA Tiga Program Utama Odesa Indonesia untuk Kawasan Bandung Utara
BACA Prihatin Kemiskinan Desa, Odesa Kembangkan Website Khusus
BACA Langkah Odesa Indonesia Mengatasi Kesenjangan Sosial

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja